Di dalam Kapal tersebut, Takasugi terbaring koma. Ia terbaring lemah dengan tubuh penuh perban alat bantu pernafasan menempel di wajahnya. Di luar ruang ICU tempat Takasugi terbaring itu berdiri Bansai dan Matako yang menunggu sadarnya pemimpin mereka.
"Sudah dua minggu sejak peristiwa itu terjadi. Tidak hanya dia belum siuman, dia bahkan tidak bergerak sedikit pun.", ucap Matako cemas.
"Matako, Aku paham kekhawatiranmu, tetapi kau harus beristirahat juga, aku yakin. Ini adalah sebuah keajaiban, ia bahkan berhasil keluar dari sana hidup-hidup dengan luka-luka itu. Semua kemungkinan harus dipertimbangkan." ujar Bansai.
Takechi lalu datang menghampiri mereka berdua...
"Kiheitai juga dalam keadaan menyedihkan. Tapi siapa sangka bahwa satu gerakan lagi menuju skat mat, Raja kita sendiri malah mengkhianati kita. Aku bertanggung jawab sebagai penasihat. Kerugian kita dalam kekuatan perang cukup serius juga. Tapi kerugian terbesar adalah bahwa tandu kita telah dirampas... Kita akan membutuhkan waktu untuk pulih." ucap Takechi.
"Apakah dia bisa berdiri lagi? Atau
Shinsuke-sama tidak akan pernah..." tanya Matako yang putus asa.
"Dia beradu pedang dengan Shiroyasha. Aku yakin Shinsuke telah siap untuk membayarnya. Namun, saat itu aku yakin bahwa aku melihat sesuatu. Meskipun dia terluka begitu berat, ia bahkan sampai sekarang hanya bergantung pada peralatan medis, tapi matanya tidak mati. Matanya terfokus pada sesuatu." potong Bansai.
"Shinsuke. Selama bertarung dengan orang itu... apa yang sebenarnya kau lihat?" tanya Bansai.
Beralih ke Kapal Divisi ketujuh Harusame, Kamui berdiri menatap luar angkasa. Kemudian Abuto dan beberapa anak buah menghampiri Kamui.
"Para tetua mengkhianati kita. Mereka berhubungan dengan Tendoushuu sejak awal. Kita bersama dengan Takasugi dan orang-orangnya akan melawan Tendoushuu, melakukan apa pun yang kita inginkan, mereka mungkin mengincar kesempatan untuk menyingkirkan kita." terang Abuto.
"Kita bukan bajak laut lagi. Tidak hanya itu, sekarang Harusame menargetkan kita." sambung Abuto.
"Itu tak masalah kan?" celetuk Kamui
"Heh?"
Abuto kebingungan menghadapi kaptennya...
"Sekarang aku satu langkah lebih dekat untuk menjadi Raja Bajak Laut. Maksudku, jika aku ingin menjadi yang terkuat di alam semesta, cara tercepat adalah membuat seluruh alam semesta menjadi musuh dan mengalahkan mereka semua sekaligus, ya kan?" celetuk Kamui seraya tersenyum dan mengepalkan tangan.
"Aku berencana membunuh mereka
semua bagaimanapun juga. Lebih mudah jika dilakukan sekarang karena aku mampu mengalahkadm memereka semua secara bersama-sama." ucap Kamui
Abuto menanggapinya dengan berkata, "Itu tidak masalah! Membayar utangmu kembali ke Takasugi itu bagus. Tetapi pada tingkat ini kita akan turun bersama-sama."
"Kita tidak akan kalah oleh sesuatu seperti ini. Bukan aku dan bukan juga Shinsuke. Bahkan si cengeng itu entah bagaimana bangkit kembali. Tidak peduli berapa kali dia jatuh..." ucap Kamui.
Kamui kemudian mengingat saat ia bertarung dengan Kagura.
"Jadi aku tidak boleh kalah di tempat seperti ini juga. Karena aku adalah Kakak." sambung Kamui
Gintama Lesson 523 - Selamat Tinggal, Kawan
Beralih ke Edo. Sebuah layar raksasa di tengah kota menampilkan Nobunobu yang memberikan sebuah pengumuman.
"Dengan tidak diketahuinya keberadaan Shigeshige-sama, beberapa dari kami yang tersisa tidak memiliki jalan lain selain mendukung negara ini. Aku pernah jatuh oleh pedang dari pemberontak juga, tapi Kaisar telah memberkahi aku dengan gelar itu, dan aku sekarang berdiri di depan kalian." ujar Nobunobu.
"Aku, Shogun yang baru, Tokugawa Nobunobu, berharap kalian semua untuk meminjamkanku kekuatan kalian. Dan bersama-sama, bagaimana kalau kita ubah dunia kacau ini dan membangun sebuah era baru?" sambung Nobunobu.
Shinpachi yang melihat pengumuman itu terdiam. Ia lalu berbalik pulang.
Shinpachi lalu teringat akan peristiwa 2 minggu yang lalu...
Berdiri didepan Shigeshige, Tim penyelamat Shogun melepas kepergian Shigeshige.
"Aku berhutang padamu." ucap Shigeshige.
"Shogun-sama, apa Anda yakin dengan ini?" tanya Shinpachi.
"Aku tak bisa membiarkan Tendoushuu dan Tuan Nobunobu melakukan apa yang mereka inginkan terhadap negara ini. Tapi aku tak punya tempat lagi di Edo. Jadi aku akan pergi ke Kyou dan menunggu kesempatan untuk bangkit. Tak mudah bagi mereka untuk mengganggu di wilayah Kaisar. Aku akan mengumpulkan rekan-rekanku yang diusir bakufu, meminta izin kaisar, dan membangun sebuah pemerintahan baru di Kyou. Itu adalah satu-satunya cara untuk melawan Tendoushuu dan Tuan Nobunobu." terang Shigeshige.
Puteri Soyo yang berdiri dibelakang Shigeshige terdiam murung, mengerti akan kegalauan adiknya, Shigeshige membujuknya untuk tetap tinggal.
"Soyo... kau bisa tetap tinggal di sini jika kau mau." bujuk Shigeshige.
"Tidak, aku akan ikut bersamamu dan mendukungmu, Kakak. Meskipun akan sulit untuk mengucapkan selamat tinggal kepada semuanya di Edo. Tapi itulah sebabnya aku harus pergi. Jadi aku bisa bertemu semua orang di Edo dan tersenyum bersama-sama lagi." jawab Puteri Soyo.
Kemudian Puteri Soyo dan Kagura saling berpelukan untuk yang terakhir kalinya....
Di depan Shigeshige telah berdiri Zenzou, Sacchan dan seluruh anggota Oniwabanshuu dan Igashuu yang tersisa.
Zenzou dan Shigeshige lalu saling memandang.
Shigeshige lalu berkata, "Maafkan aku... Aku tidak mungkin selamat jika kalian tidak membunuhku. Tapi aku tidak boleh tetap mati, aku..."
"Kau akan pergi bahkan jika kita mencoba untuk menghentikanmu, kan? Tenangkan dirimu." ucap Zenzou
"Kami tahu apa yang harus kita lakukan tanpa diberitahu. Tugas Oniwabanshuu adalah untuk melindungi Tugas Shogun. Dan tugas Shogun adalah untuk melindungi orang-orang dan negara. Bahkan jika shogun berganti, apa yang harus kami lakukan tidak akan berubah. Kami Oniwabanshuu dari temanmu, Tokugawa Shigeshige." ujar Sacchan.
Shigeshige tersenyum mendengarnya. Shigeshige lalu mengingat masa lalunya saat ia meninggalkan Oniwabanshuu dulu...
"Shigeshige saja tak apa." ujar Shigeshige kecil pada kawan-kawannya.
"Kau pernah menanyakannya, kan? Kau harus memanggiku apa jika kita bertemu lagi?" terang Shigeshige kecil.
Flashback berakhir.
"Shigeshige saja tidak apa-apa." ujar Shigeshige yang kemudian berjalan masuk ke kapal.
"Semoga kita bisa bertemu lagi di era di mana kita bisa menyapa satu sama lain. Sampai jumpa, kawanku." sambung Shigeshige.
Kapal yang ditumpangi Shigeshige lalu mengudara menuju Kyou. Kagura, Shinpachi, Shinsengumi dan Oniwabanshuu melepas kepergian Shigeshige dengan tegar.
Di tempat lain, Gintoki yang terbaring dan sedang dirawat melihat kepergian Shigeshige dari jauh.
Kembali ke masa sekarang atau dua minggu setelah peristiwa tersebut.
Gintoki sudah berangsur-angsur pulih. Ia sekarang berada di Rumah Sakit Oedo, masih terbaring tapi ia sudah mulai membaik.
"Gin-san, kita... melakukan hal yang benar, kan? Maksudku kita menyelamatkan nyawa Shogun, tapi... sekarang Edo... Sebenarnya era apa yang akan kita hadapi?" tanya Shinpachi.
"Sebelum fajar, Ini kegelapan sebelum fajar. Tapi jangan pejamkan matamu. Karena orang-orang yang menutup mata mereka jauh dari kegelapan tidak bisa melihat cahaya menyinari mereka besok." jawab Gintoki.
Gintoki lalu beranjak bangun...
"Tak peduli seberapa gelap malam yang menanti di depan kita."
"Gin-sa.." ucap Shinpachi lirih.
Tiba-tiba Kagura masuk ke kamar Gintoki.
"Gin-chan, Gin-chan, Suratnya, sudah datang!"
Gintoki, Shinpachi terkejut. Sacchan dan Zenzou tiba-tiba keluar dari persembunyiannya setelah Kagura datang membawa surat.
"Hoi!! Apa yang sedan kalian lakukan?!!" bentak perawat begitu melihat Zenzou dan Sacchan muncul dari tempat yang tak terduga.
Mendapat surat yang sama, Trio Shinsengumi dan Igashuu yang dipimpin Momochi juga membaca surat dari Puteri Soyo. Berikut isi dari surat Puteri Soyo tersebut.
[Kagura-chan, semuanya. Bagaimana kabar kalian? Kakak dan aku jauh lebih baik daripada saat kami masih berada di Edo. Kami berada di tempat teraman di Negara ini. Tempat itu adalah tempat dibawah perlindungan Kaisar. Disini, kami tidak takut jika nyawa kakak terancam. Disini juga tidak ada ketakutan akan konflik. Jika aku menyebutkan masalahnya, itu adalah keamanan yang terlalu ketat dan sangat membatasi.]
Di dalam istana, Shigeshige berjalan menuju ke suatu ruangan dengan dikawal Matsudaira dan para pengawal.
"Katakuriko, aku tidak perlu penjaga di sini. Kita berada di dalam ruangan. Itu tidak sopan. Dan aku akan bertemu pengikut setia lamaku. Teman-temanku yang diusir dari Bakufu karena loyalitas mereka kepadaku. Kita tidak bisa melakukan apapun yang membuatku terlihat tak bisa dipercaya mereka." ucap Shigeshige pada Matsudaira.
[Tepat segera setelah kejadian itu, para pengikut lama kakak mengkhawatirkannya. Mereka datang bersama satu persatu. Setiap hari pintu tak berhenti diketuk.]
Shigeshige duduk didepan para pengikutnya yang bersujud didepannya.
"Tolong angkat kepala kalian. Aku sekarang hanya orang biasa, Tokugawa Shigeshige. Maukah kalian meminjamkan kekuatan kalian sebagai teman?" tanya Shigeshige.
"Shigeshige-sama!" ucap para pengikut Shigeshige yang mengangkat kepala mereka.
[Bersama kalian dan mereka, kakak benar-benar diberkahi teman-teman yang baik.]
Di tempat lain, Puteri Soyo bersiap untuk menyambut ayahnya yang pulang.
"Ah tidak, kakak akan segera pulang. Aku akan membuatkan teh untuknya. Hari ini Aku pasti akan mendapat pujian enak darinya." ucap Puterh Soyo.
Shigeshige bertemu dengan para pengikutnya, ia mengawali pertemuannya dengan jabat tangan.
"Aku senang bisa bekerja sama denganmu. Aku senang kau berada dipihakku. Aku mengandalkanmu." ucap Shigeshige pada pengikutnya.
Shigeshige lalu menyadari teman lamanya kembali datang membantunya...
"Ooh, Tomonosuke!! Kau datang? Aku tak bisa menghitung berapa banyak kau menolongku ketika kecil. Maukah kau meminjamiku kekuatanmu sekali lagi, teman masa kecilku?" tanya Shigeshige pada Tomonosuke.
[T/N: Nama Tomonosuke mengandung kanji yang berarti teman di dalamnya.]
"Maafkan saya, Tuan Shigeshige, tetapi Anda tidak lagi memiliki sekutu di dunia ini." jawab Tomonosuke yang lalu pergi meninggalkan Shigeshige.
Pengikut Shigeshige yang lain kemudian berjabat tangan dengannya. Saat itulah keanehan terjadi...
"Shogun-sama! Apa kau mengingatku?" tanya salah seorang pengikut itu.
Shigeshige tak menjawabnya.
"Aku dengar kabar kalau kau sedang dalam masalah. Jadi aku datang untuk membantu. Apa kau inga..."
Tiba-tiba Shigeshige meneteskan darah...
"Sho... Shogun-sama!!" ucap salah seorang pengikutnya yang khawatir.
Darah keluar dari mulut Shigeshige hingga menetes ke bawah. Sebuah jarum beracun menancap di tangannya.
Shigeshige tiba-tiba memuntahkan darah dan roboh di depan para pengikut setianya.
Ditempat lain, Putri Soyo yang sedang membuat teh untuk kakaknya tak sengaja menjatuhkan cangkir teh milik Kakaknya.
"Acha~ Gelas teh punya kakak."
Kembali ke tempat Shigeshige, Tomonosuke langsung diringkus para penjaga begitu mereka mengetahui Tomonosuke lah yang meracuni Shigeshige.
[Semuanya, terima kasih banyak karena telah menjadi teman kakakku.]
Shigeshige yang rebah lalu didudukkan dengan punggung disangga oleh Matsudaira. Dokter yang datang segera memeriksanya.
[Bersama kalian semua sebagai sekutunya. Bersama teman-temannya semua...]
"Ini jarum beracun, dari mana dia bisa mendapatkan sesuatu seperti ini?" ujar Dokter sambil mengacungkan jarum beracun itu.
"Kita harus mengobatinya...!!" perintah Matsudaira yang panik.
"Ta.. tapi racunnya telah menyebar." ujar Dokter yang ragu-ragu.
[Aku yakin Kakak tak akan menyerah kepada siapapun.]
"Aku tak peduli! Kau harus melakukan sesuatu!!" bentak Matsudaira.
"Tak apa, cukup Katakuriko. Aku akhirnya mengerti. Sekarang aku akhirnya bisa kembali menjadi Shigeshige yang biasa." ucap Shigeshige.
"Sho..." ucap Matsudaira cemas.
"Aku punya permintaan untukmu." pinta Shigeshige.
[Jadi, kumohon semuanya. Bahkan jika kita berjauhan, bahkan jika kita tidak saling bertemu untuk sementara waktu.]
Kagura yang datang membawa surat membacakannya untuk Gintoki, Shinpachi, Sacchan dan Zenzou...
[Kumohon jangan lupakan Kakak. Mohon menunggu untuk Tokugawa Shigeshige.]
Sorenya, Shigeshige pulang ke rumah. Ia duduk di teras sembari menatap ke langit.
"Kakak, kau sudah pulang, ya? Baguslah, aku baru membuatkan teh untukmu. Maaf aku telah memecahkan cangkir tehmu." ucap Puteri Soyo.
[Aku yakin kami akan kembali. Terlepas dari Shogun dan Negara. Sama seperti orang lain, hanya sebagai saudara. Kami akan kembali untuk semuanya.]
Shigeshige mengambil teh yang disajikan untuknya. Ia meminumnya perlahanan dengan wajah muram.
"Bagaimana, kak? Aku coba membuatnya lebih baik dari biasanya." ucap Soyo.
"Soyo, bahkan ketika aku kembali jadi kakakmu saja, sepertinya teh yang kau tuangkan masih tetap hambar." ucap Shigeshige sembari tersenyum pada adiknya.
"Oh~~~ kau sangat kejam, kak!", ucap Soyo jengkel.
Tiba-tiba Shigeshige rebah dipangkuan Soyo.
"Kakak? Kau pasti lelah, ayo lupakan tentang negara dan posisi Shogun hari ini dan beristirahatlah. Selamat malam, kak.", ucap Soyo
Shigeshige memejamkan mata selamanya di pangkuan adiknya, Soyo dengan senyuman yang damai...
*Penuh kedamaian...
Gintama
...Lesson 524
/Selesai
0 comments:
Post a Comment