Monday 30 November 2015

on

Awan kelabu menyelimuti Edo yang sedang menyelenggarakan upacara Pemakaman Tokugawa Shigeshige.

Tandu besar yang ditandu oleh banyak orang itu mengangkut mayat sang mantan Shogun, Tokugawa Shigeshige. Semua orang bersedih akan kematian Shogun murah hati ini.

Shinpachi dan Kagura tidak ikut memberi penghormatan terakhir. Mereka berdua hanya melihat iring-iringan tandu Shigeshige dan pelayat dari dalam gang sempit Mereka berdua tampak tegar.

Begitupun dengan Putri Soyo yang melewati mereka, Kagura tak tahan melihat Ketegaran hati Putri Soyo yang ditinggal mati oleh kakak tercintanya sehingga ia berlari. Shinpachi pun demikian, ia mengepalkan tangannya tanda kegeramannya akan kematian Shigeshige.

Gintama Lesson 525 - 3 Cawan Sake

"Shogun... sama..." lirih Shinpachi.

Selembar koran jatuh didekat Gintoki yang sedang berjalan tertatih-tatih. Koran itu berisi tentang berita yang berjudul: Shogun Sebelumnya, Tokugawa Shigeshige Terbunuh.

Gintoki terus berjalan tertatih-tatih menggunakan kruk. Tatapan matanya begitu hampa...

Sementara itu di Kapal Perang Angkasa milik Tendoshuu, para Tendoushuu berkumpul membahas suatu hal.

"Satu negara tidak butuh dua Shogun. Dan boneka yang tak mematuhi kehendak kita tidak bernilai sama sekali." ucap salah seorang Tendoushuu.

"Tokugawa Shigeshige, pria yang sangat menyedihkan. Jika ia patuh dan membiarkan dirinya untuk jadi peliharaan, dia tak perlu mati. Dan mencoba untuk membangun peraturan baru untuk menghapus posisi Shogun dari segalanya, apa dia pikir jika ia meminjam wewenang Kaisar, tangan kita tak bisa menjangkaunya? Benar-benar dangkal. Dan sebenarnya itu adalah akhir yang benar-benar sesuai untuk orang itu."  sambung salah seorang Tendoshuu.

Beralih ke tempat lain. Di pinggir sungai, Zenzou dan Momochi juga berduka akan kematian Shigeshige...

"Pembunuhnya adalah salah seorang pengikut setianya Shogun. Aku dengar ia adalah teman dekatnya waktu kecil. Ketika Shogun bertatap muka dengan mereka, dia bersikeras menolak penjaganya untuk datang mendampinginya. Mungkin dia ingin menunjukkan pada mereka bahwa ia percaya pada mereka, tapi ia juga percaya dengan dirinya sendiri." ungkap Momochi.

"Itulah saat Tendoshuu menyerang. Mereka menyembunyikan racun di balik pakaian temannya. Dan Shogun mempercayai temannya hingga akhir. Itulah sebabnya ia wafat." sambung Momochi.

"Dengan kata lain, jika dia tidak bertemu kami... dia pasti masih hidup sampai sekarang?" ucap Zenzou.

"Mungkin juga? Lagipula, ini adalah jalan yang telah Shogun pilih. Sebuah boneka yang telah lama dikendalikan oleh era pada akhirnya juga memilih sendiri tempat dimana jalan hidupnya akan berakhir. Dan pergi untuk bertemu denganmu, teman-temannya." balas Momochi

"Sayangnya aku tak punya hak lagi untuk menyebut diriku demikian. Seseorang yang menewaskan seorang teman untuk melindungi teman lainnya. Menciptakan banyak korban, tapi akhirnya tidak mampu melindungi teman itu." ucap Zenzou.

Zenzou kemudian berbalik dan berjalan tertatih-tatih menggunakan kruk-nya melewati Momochi...

"Seorang yang tersesat, tidak berhak untuk berbicara tentang itu. Aku tak bisa melindungi apapun dan tak bisa mengubah apapun. Yang tersisa sekarang adalah seseorang yang berkubang dalam darah mereka, seorang pendosa." sambung Zenzou.

Sacchan yang sedari tadi berdiri diatas jembatan mendengar percakapan Zenzou dan Momochi, ia merenung mendengar percakapan mereka.

Gintoki berjalan menuju ke Markas Shisengumi. Ia bingung ketika ia masuk ke Markas Shinsengumi ia tak menemui siapapun.

Dengan tatapan kosongnya ia berjalan mengelilingi markas Shinsengumi, tapi disana tak ada siapapun kecuali Kondou yang sedang berlatih mengayun pedang di Dojo belakang markas Shinsengumi.

"Aku bisa melihat ada keragu-raguan dalam ilmu pedangmu. Seekor anjing polisi mengabaikan anak kucing yang hilang dan kemudian ia juga tersesat? Itu tak berguna." celetuk Gintoki.

"Mau latihan sebentar? Aku pikir aku bisa mengalahkanmu dengan benda ini." seru Gintoki sembari mengacungkan kruknya.

"Heh, mungkin lain kali saja." timpal Kondou yang lalu berhenti berlatih.

"Bahkan polisi yang tak tahu kemana awan liar yang hilang sepanjang tahun akan berakhir. Setidaknya jangan berkeliaran di tempat kotor ini jika kau mabuk. Apa sih maumu? Di mana yang lainnya?" celetuk Kondou yang menyandarkan pedang kayu di bahunya.

"Entahlah, kurasa mungkin mereka berada di pemakaman." jawab Gintoki.

"Aku tak pantas menunjukkan wajahku disana." ujar Kondou.

Kondou kemudian berjalan keluar dan duduk di teras. Di sampingnya telah tersaji dua botol sake...

"Tapi ini sempurna. Tempat ini kosong dan kami masih belum memberi kalian upah kan, Yorozuya?" seru Kondou.

"Nah, kau tahu? Jika orang-orang tidak pergi, kita tidak akan bisa seperti ini, Seorang legenda Patroit Joui dan Komandan Shinsengumi tak akan memilik kesempatan untuk minum bersama, kan? Tetaplah disini untuk secawan sake, Shiroyasha" sambung Kondou sembari mengangkat sebotol sake.

Gintoki hanya diam dan menatap Kondou dengan tatapan ikan matinya...

Beralih ke istana Keshogunan, Hitotsubashi Nobunobu yang sekarang dikenal sebagai Tokugawa Nobunobu, duduk ditahta Shogunnya.

"Bersikaplah yang baik." perintah ajudan Nobunobu pada Matsudaira.

Matsudaira yang menghadap Shogun bersikap tak semestinya dengan duduk bersila...

"Apa kau tidak mendengar aku menyuruhmu memperbaiki sikapmu? Kau sedang berada dihadapan Shogun! Dan kau..." perintah ajudan Nobunobu sembari mengangkat pedang yang masih disarungkan.

"Shogun? Maaf tapi aku hanya bekerja pada satu orang." ujar Matsudaira sembari menyalakan rokoknya.

"Bagiku, sekali memutuskan merek rokokku, atau tuanku, aku tidak bisa begitu saja mengubah hal itu seolah tidak terjadi apa-apa, Tuan Nobunobu." sambung Matsudaira sembari menaruh koreknya ke sakunya.

"Kurang ajar. Itu sangat tidak sopan!", bentak ajudan Nobunobu.

Nobunobu lalu mengisyaratkan ajudannya untuk berhenti.

"Matsudaira, kau pengikut yang cukup setia, tak ada seorangpun yang menduga kau orang yang tak berguna yang tak bisa melindungi nyawa seorang tuan." ucap Nobunobu.

"Tidak setidak berguna seperti Shogun yang melakukan pengkhianatan tingkat tinggi dengan membunuh mantan tuannya tepat di bawah naungan Kaisar dan mencuri posisinya. Saat kebenaran terkuak, itu akan menjadi noda terbesar pada sejarah negeri ini sejak sejarah itu dimulai." timpal Matsudaira.

"Pembunuh langsung mengambil racun, dan membunuh dirinya sendiri. Tapi mungkin kerabat darinya telah disandera dan ia terpaksa melakukan rencana tersebut. Begitu kami mencari tahu latar belakangnya, aku yakin kami akan menemukan dalangnya." ungkap Matsudaira.

"Matsudaira... jika aku dalangnya, maka kerabat tersebut tidak ada lagi di dunia ini." balas Nobunobu yang geram.

"Jangan terburu-buru, tuan Nobunobu. Aku belum menggerakkan siapapun. Ini adalah sesuatu yang harus aku lakukan sendiri." ucap Matsudaira sambil mencoba mengeluarkan sesuatu dari tangannya.

Isaburo datang untuk mencegah Matsudaira mengeluarkan sesuatu...

"Tuan Matsudaira, sayangnya Anda tidak mempunya hak lagi untuk menghakimi orang. Tolong keluarkan apa yang Anda punya. Termasuk rokok dan itu." pinta Isaburo.

Matsudaira pun urung mengeluarkan jarum beracun karena ketahuan Isaburo.

Matsudaira kemudian mematikan rokoknya ke asbak yang disodorkan oleh Isaburo.

"...Sasaki. Aku terkejut. Sepertinya kau, juga manusia yang memahami loyalitas. Aku yakin kau akan ditelantarkan bersama dengan Takasugi dan lain-lain, tapi disini aku masih melihatmu tetap setia mengibaskan ekormu untuk Tuan Nobunobu." celetuk Matsudaira.

"Takasugi? Siapa dia? Aku hanya melayani satu orang dari awal, Tuan Nobunobu. Aku tak bisa membayangkan begaimana kau bisa berpikir aku akan ditelantarkan.", balas Isaburo.

"Itu benar, Matsudaira, kau tak lagi memiliki wewenang untuk menghakimi siapapun. Pastikan kau memahami siapa yang berdiri didepanmu. Dia adalah Direktur Polisi, Sasaki Isaburo." seru Nobunobu.

"Sayang sekali, mantan direktur, eramu sudah berakhir." Ucap Isaburo.

Beralih ke Markas Shinsengumi, Kondou yang duduk di teras bersama Gintoki kemudian menuang sake ke cawannya sembari berbincang dengan Gintoki...

"...Apakah wajar untuk mengundang seseorang yang sedangterluka untuk minum alkohol?" celetuk Gintoki.

"Jika kau peduli tentang hal-hal seperti itu, maka sebagai seseorang yang mendapat luka hebat di kepala tepat setelah lahir, kau tak pernah bisd minum untuk seumur hidupmu". timpal Kondou.

"Apa kau baru saja meminum beberapa jus buah busuk yang kau temukan di hutan, Gorilla?!" balas Gintoki.

"...Juga, ada beberapa luka yang hanya bisa disembuhkan dengan ini." ujar Kondou.

Gintoki lalu menenggak sakenya...

"Perang benar-benar seperti neraka, kan?" celetuk Kondou.

"Meskipun kau merasa menang atau kalah, kau selalu kehilangan lebih dari apa yang kau peroleh. Selain itu, pemenang bisa menghitung dengan jari apa yang mereka menangi dan menghibur diri dengan mengatakan bahwa apa yang peroleh sepadan dengan apa yang telah hilang. Semua pecundang bisa menghitung kehilangan mereka. Sekutu yang tak bisa melindungi,  musuh yang mereka bunuh, dosa lahir dari perang, semua menaruh beban berat pada orang itu." ungkap Kondou.

"Kau bertanya-tanya apa saja pertempuran yang kami lalui. Apakah harga yang kita bayar... apakah mengotori tangan kita... sangat berarti...? Apa kau sangat merasakan hal seperti itu di perang sebelumnya?" tanya Kondou.

"Itu tak ada artinya. Apakah menang atau kalah, tak peduli apa yang kau lindungi dan apa yang kau hilangkan, tak ada artinya dalam perang. Tak peduli bagaimana kau menyelesaikannya, itu adalah tindakan sia-sia yang mengakhirimu dengan hanya mayat dan dosa." jawab Gintoki.

"Sebenarnya... tak ada hal yang layak untuk dilindungi. Jika pun ada, itu akan menjadi perasaan (jiwa) dari mereka yang mencoba untuk membangun era tanpa perlu perang atau orang-orang yang melawan bertarung melawan diri mereka sendiri daripada musuh." sambung Gintoki yang teringat sosok Shigeshige dan Shouyou-sensei.

"Dan jiwa-jiwa itu, masih belum mati. Tidak selama ada orang-orang yang membawa perasaan itu." ujar Gintoki.

Kondou lalu mengingat saat Shigeshige berpesan pada Shinsengumi sebelum pergi meninggalkan mereka...

"Hanya kalian yang aku percayai untuk melindungi Edo." ujar Shigeshige waktu itu.

Mereka kemudian menuang sake ke cawan masing-masing lalu mereka bersama menuangkan sake ke cawan ketiga.

"Jika begitu kita tidak memerlukan pemakaman atau kata-kata perpisahan lainnya, kan? Cukup dengan bertukar cawan sake ini." ucap Kondou.

Mereka berdua pun menenggak sake yang telah mereka tuang tadi....

"Yorozuya, aku senang kau mempunyai perasaan yang sama denganku. Bahwa ada beberapa hal yang harus dilindungi tak peduli mayat siapa yang harus kau langkahi." ujar Kondou yang lalu berdiri.

"Katakan ini pada Toshi dan lainnya untukku. Jangan lakukan hal bodoh apapun, Edo masih membutuhkan kalian." pesan Kondou.

"Nah... aku sudah harus meninggalkan mereka."

Tiba-tiba di depan Kondou muncul pasukan Mimawarigumi. Gintoki sontak kaget melihat Kondou berjalan ke arah mereka.

"Dan juga... Aku senang akhirnya minum bersama, hanya kita bertiga. Meskipun aku berharap kita melakukannya sedari dulu." sambung Kondou yang menoleh ke arah Gintoki.

Beralih ke Istana Keshogunan. Perdebatan Nobunobu dan Matsudaira masih berlanjut....

"Kau bisa menyerahkan penyelidikan pembunuhan Tuan Shigeshige kepada Sasaki. Matsudaira, apa yang harus kau lakukan adalah mengambil tanggung jawab itu. Pembunuhan Tuan Shigeshige yang terjadi sebagai akibat darimu yang tak menghentikannya dari langkah liarnya. Dan tak hanya kau, tanggung jawab juga berada pada bawahanmu yang membantumu dan mendesak Tuan Shigeshige ke tempat kematiannya." ujar Nobunobu yang tersenyum licik.

"Dan sekarang, keputusanku, Matsudaira Katakuriko dan bawahanmu Komandan Shinsengumi, Kondou Isao dihukum penggal. Dan pada hari ini, Shinsengumi dibubarkan." seru Nobunobu.

Di Markas Shinsengumi. Nobume yang tak menunjukkan ekspresi apapun kemudian memborgol tangan Kondou yang menyerahkan dirinya...

*Rasa sakit yang dirantai bersama-sama---

Gintama
...Lesson 525
/Selesai.

1 comments:

  1. New Mexico - Casino - Hotel & Travel - JTM Hub
    JT 안산 출장마사지 Rewards Card offers a $500 Welcome 화성 출장샵 Bonus 영주 출장안마 on every transaction made. Use a credit card, and your hotel 성남 출장마사지 room will 의정부 출장안마 qualify for one of the

    ReplyDelete