Saturday 9 January 2016

on

"Tak berpendidikan, tak punya status, satu-satunya yang bisa mereka percayai adalah pedang mereka sendiri. Mereka mencoba keberuntungan mereka disini hanya dengan itu."

Kembali ke masa lalu. Saat itu para ronin berkumpul di satu tempat, yaitu Tempat Relawan Roushigimi. Roushigimi aslinya adalah kelompok sejarah yang menjadi cikal bakal Shinsengumi yang bertujuan untuk melindungi Shogun Tokugawa.

"Semua yang berkumpul disini hanyalah orang kampungan seperti itu."

Kondou bersama dengan teman-temannya satu dojou berjalan masuk ke dalam Tempat Relawan Roushigumi. Kondou tersenyum optimis sedangkan Hijikata dan Sougo menunjukkan ekspresi datar.

"Jangan terkubur oleh mimpi mereka. Kalian akan memotong jalan menuju impian kalian dengan pedang kalian sendiri. Di sinilah, kita akan menjadi samurai."

Seseorang berjalan melewati Kondou cs. Orang itu melihat mereka dengan ekspresi datar. Ia adalah Sasaki Isaburo, Direktur Kepolisian Edo saat ini.

Isaburo yang terpejam mengingat masa lalunya, disadarkan oleh teriakan anak buahnya yang memanggil-manggil namanya.

"Direktur. Direktur!! Beberapa kilometer dari sini terlihat bayangan sebuah kapal. Bukan... itu!!" ucap seorang anak buah Mimawarigumi yang mengawasi dengan teropong.

Tidak hanya satu, ternyata ada banyak kapal yang menuju ke Pulau Kokujou...

"Jadi mereka sudah datang ya? Shinsengumi. Jadi ini akan menjadi hari dimana mimpi itu berakhir?" ucap Isaburo.

Isaburo mengingat saat dia berpapasan dengan Kondou di Tempat Relawan Roushigumi.

"Atau ini akan menjadi hari dimana aku terbangun dari mimpiku yang begitu lama." sambung Isaburo.

Kembali ke Pulau Kokujou. Kapal perang besar muncul dari Pulau dan menghadang kapal-kapal kecil itu.

"Tenggelamkan mereka sebelum menuju ke pulau!!" perintah salah seorang anggota Mimawarigumi yang berada di kapal perang.

"Jika ada sesuatu yang menghalangi jalanmu, libas saja. Aku lebih memilih mengesampingkan sedikit waktu tidurku." celetuk Isaburo.

DUUUUAAAAARRR!!!

Kapal perang Mimawarigumi tanpa ampun membombardir kapal-kapal kecil itu hingga terbakar hebat.

Gintama Lesson 533 - Anjing-anjing Liar

Di tempat lain, Kondou, Katsura dan Matsudaira yang sedang meloloskan diri berhenti karena mendengar suara ledakan tadi.

"Sepertinya sudah dimulai" ucap Katsura.

"H-Hei, jangan-jangan... Toshi dan yang lainnya... ada disana...!!?" ucap Kondou cemas.

"...Tidak ada satupun bayang orang di dalam kapal." balas Katsura.

Kapal yang terbakar hebat itu membawa tong berisi mesiu. Mesiu yang tersulut api itu meledak hebat hingga membakar kapal Mimawarigumi.

"Mungkinkah... mungkinkah itu...?!!" ucap Kondou.

"Ini adalah taktik yang sering Gintoki gunakan. Pecinta kapal kami Sakamoto sering meneriaki dia kalau kapal itu bukan kayu bakar. Untuk membuat cara meloloskan diri dari penjagaan ketat, mereka meninggalkan kapal mereka dan menggunakannya sebagai umpan. Ini adalah tanda bagi kita juga. Jika api datang dari depan kita, maka mereka akan berencana berlabuh di bagian belakang pulau. Sebuah tempat di mana berlabuh iti mustahil." terang Katsura.

Seperti yang Katsura katakan, Gintoki cs berhasil berlabuh di bagian belakang pulau. Masalah pun muncul karena bagian belakang pulau hanyalah tebing tinggi.

"Jika ini adalah istana yang penyerangannya tidak mungkin dilancarkan dari depan, lalu jika kita mencari jalan lain selain lewat depan, maka kita bisa menaklukkan benteng dengan mudah." ucap Gintoki.

Ternyata jalan selain lewat depan hanyalah tebing. Gintoki hanya bisa terdiam....

"Jadi kau pikir kita bisa melakukannya dari bawah tebing?" tanya Hijikata.

"Jika musuh juga sangat ragu-ragu, berarti ada baiknya kita mendaki." balas Gintoki.

"Ini bukan waktunya untuk berdebat tentang itu. Ada perahu yang membawa mesiu di depan kita. Meskipun kita mengatur kekacauan di 4 penjuru mata angin, kita tidak tahu seberapa lancarnya mereka bisa mundur dari musuh." ucap Sougo.

"Dari apa yang kulihat, setengah jalan dari tebing tidak ada pijakannya. Tapi, kita harus mendakinya. Jadi pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa mendaki sejauh itu?" sambung Sougo.

"Satu orang hanya bisa mendaki dengan membawa tali dan kemudian julurkan tali itu agar semua orang bisa mendaki, lho. Serahkan padaku." ucap Kagura sembari mengulurkan tali.

Kagura yang membawa tali menunjuk Sougo...

"China, kau... kau yakin?" tanya Sougo.

"Ya! Aku bisa mengatasi tebing seperti ini dalam sekali coba." balas Kagura

Kagura pun mengikat Sougo kemudian memutar-mutar dan melempar Sougo. Sougo pun hanya bisa pasrah.

"Lempaaaarr!!"

Kepala Sougo meluncur tepat ke tebing dan menghantam tebing itu...

"Oke! semuanya, pegangan pada tali itu dan panjat, lho!" ucap Kagura mengarahkan.

"BUKANNYA ELU YANG HARUS MENDAKI?!! KAYAK KITA BISA MAKE TALI YANG BERLUMURAN DARAH MACEM ITUUU!! SELAIN ITU PANJANG TALINYA JUGA GA CUKUP!!" protes Hijikata.

"Baiklah. kurasa aku harus menambah lebih banyak tali!!" ucap Kagura sambil melempar Hijikata yang terikat tali.

"GA PERLU NAMBAHIN ORANG JUGA KALIII!!!" protes Hijikata yang dilempar Kagura.

Hijikata mendarat tepat disamping Sougo....

"Ah, aku meleset. Gak ada gunanya kalau dia mendarat disana, lho." ceplos Kagura.

"Wakil Komandaaaan! Kau sengaja melakukannya, kan! Aku tahu kau melakukannya!" ucap salah seorang anggota Shinsengumi.

"Kalau begitu, kita tinggal melakukan ini dan menggunakan mereka seperti tangga." ucap Gintoki yang ikut-ikutan melempar orang ke tebing membentuk tangga dengan menggunakan pedang kayunya.

"Maaf, tapi apa tangga pertama ada gunanya? Apa hidupku itu seperti batu loncatan?" ucap Yamazaki yang menangis.

Sougo dan Hijikata langsung turun dan menginjak kepala Gintoki dan Kagura.

"JANGAN BERCANDA, DASAR SAMPAH!! ucap Okita sambil menerjang Kagura.

"KALAU KALIAN SEPERTI INI TERUS TAK ADA SATUPUN YANG SAMPAI KE PUNCAK." benrak Hijikata sambil menerjang Gintoki.

"MARI KITA HANCURKAN TUBUHMU HINGGA MENJADI POTONGAN-POTONGAN DAN GUNAKAN ITU SEBAGAI PIJAKAN KITA!!" bentak Hijikata sambil menunjuk Gintoki.

"Berhenti main-main! Satu-satunya yang boleh menginjak **** aku adalah Ketsuno Ana!" balas Gintoki.

Shipanchi hanya bisa terdiam melihat mereka bertengkar lagi.

"Shin-chan. Aku... sempat berpikir kalau aku tak bisa kembali lagi. Hari-hari itu tak akan pernah datang kembali. Itulah yang kupikirkan. Tapi sepertinya... Aku masih bisa tersenyum." ucap Otae sambil melepas tudung kepalanya.

Shinpachi terdiam...

"Aneh, kan? Meskipun ini situasi yang berbahaya, jika bersama mereka aku... terkadang..." sambung Otae

"Tolong tunggu saja seperti itu. Pria itu, semuanya, aku akan membawa mereka pulang, aku janji. Jadi kak, kumohon tunggu di sini dengan senyum yang selalu kau perlihatkan itu. Apapun yang terjadi setelah ini, tak peduli era macam apa yang datang, selama senyummu masih ada di sini, selama senyum semua orang masih ada disini, kita selalu bisa kembali ke hari itu." balas Shinpachi.

Otae lalu membayangkan hari-hari menyenangkan yang mereka lalui dulu. Otae tertunduk karena membayangkannya...

"Aku akan pergi sekarang, kak." ucap Shinpachi.

Otae pun menanggapinya dengan senyum khasnya.

Di tempat lain Kondou, Katsura dan Matsudaira berlari menuju ke bagian belakang pulau.

"...Ada berapa mereka di sini?" tanya Kondou sembari mengamati sekitar.

"Kau menyadarinya, kan? Mungkin sepuluh orang aneh... Naraku, kan? Dari jumlah mereka, sepertinya mereka belum menyadari pergerakan kelompok Gintoki. Jadi mereka mempercayakan bagian depan pada Mimawarigumi dan bagian pedalaman pada unit patroli?" timpal Katsura.

"Teruslah maju." perintah Katsura sembari berbalik dan bersiap menghunuskan pedangnya.

"Jika kita tetap berkelompok, mereka akan tahu titik pertemuan dengan Gintoki. Dan jika kau mati disini, kita akan kehilangan kerjasama dengan Shinsengumi." sambung Katsura.

Kondou pun terdiam sejenak.

"Pergi, Tottsan." perintah Kondou.

"Maaf, aku mungkin berhasil kabur dari penjara, tapi aku tidak ingat pernah menjanjikan kerja sama dengan kalian Patriot Joui. Jadi kau harus membiarkan aku melakukan apa yang aku inginkan." ujar Kondou yang mengangkat pedangnya.

"Kau...." lirih Katsura.

"Kondou..!!" teriak Matsudaira.

Di depan Katsura dan Kondou telah berdiri banyak penjaga. Katsura dan Kondou pun maju menyerang para penjaga yang mengejar mereka.

"PERGIIII!! Tottsan!" teriak Kondou seraya maju menyerang.

Kembali ke masa lalu... Di dalam Tempat Relawan Roushigumi, Matsudaira berdiri di depan para Ronin yang berkumpul.

"Perang Joui telah berakhir dan dunia telah mencapai era baru. Namun percikan api perang masih belum padam dari dunia ini. Ada sekelompok gelandangan yang menyebut dirinya Patriot Joui mondar-mandir di depan umum. Mereka menyebut dirinya pengusir orang asing, mengulangi tindakan melanggar hukum, dan mengirim ancaman bagi perdamaian di Edo. Dan juga, sejujurnya, mereka itu orang-orang yang  sangat mirip kalian semua." ucap Matsudaira.

"Tak tahu apa yang harus mereka lakukan dengan kekuatan mereka, mereka tak tahu kemana melampiaskannya. Mereka bilang mereka pengusir orang asing dan Patriot, tapi pada dasarnya, mereka hanya sekelompok orang yang mencari alasan untuk berbuat kekerasan." sambung Matsudaira.

"Jadi kita, bakufu, mempunyai gagasan. Mungkin kita bisa menggunakan kekuatan orang-orang seperti kalian untuk hal yang lain? Mungkin kita bisa menemukan beberapa alasan lain yang memenuhi hasrat kalian untuk berbuat kekerasan? Itulah sebabnya kami merekrut unit spesial ini untuk menjaga perdamaian, Roushigumi. Jad bagaimana? Bagaimanapun kalian bakal mengamuk, jadi mengapa tidak menggunakan kekuatan itu... bukam untuk menyakiti sesuatu, tapi untuk melindungi sesuatu?" lanjut Matsudaira.

Kondou yang bersandar di pohon menyimak pidato Matsudaira sedangkan Katsura yang menyamar duduk dan mendengarkan di depan pintu masuk Tempat Relawan Roushigumi...

Flashback berakhir. Matsudaira yang berlari mengingat kata-kata  yang pernah ia ucapkan dulu pada Roushigumi...

"Aku menggunakan kata-kata yang cukup boros, tapi pada dasarnya, aku hanya berbicara tentang membuat anjing-anjing liar itu menggigit satu sama lain. Rencana orang-orang di Bakufu adalah untuk mengumpulkan para berandalan yang mereka pikir akan bergabung dengan orang-orang jahat kapan saja, memberi mereka pedang, memberi mereka misi, dan mendandani mereka sebagai samurai. Sehingga membuat mereka dan Patriot Joui untuk saling menghabisi satu sama lain. Ini cukup ironis. Era baru itu menjadi era lama. Dan dengan samurai yang sekarat ini... Jadi sekarang harapan terakhir yang tersisa untuk melindungi negara ini adalah anjing-anjing liar." batin Matsudaira

"Setelah bentrok satu sama lain dan bersaing satu sama lain dan mengatasi berbagai pertarungan, taring para anjing liar itu, akhirnya menjadi cukup tajam... untuk menggigit pedang samurai berkeping-keping. Keparat seperti kalian bukan lagi sekelompok anjing liar lagi. Kalian serigala yang Mulia." batin Matsudaira dalam pelariannya.

Sementara Matsudaira berlari, Kondou dan Katsura yang bertarung melawan pasukan penjaga saling memunggunggi satu sama lain.

Bersama mereka menebas satu persatu penjaga yang mencoba menyerang mereka...

*Menebas...!!

Gintama
...Lesson 533
/Selesai.

0 comments:

Post a Comment