Wednesday 20 January 2016

on

Isaburo yang sedang berjalan dengan membaca emailnya melewati suatu tempat yang rusak. Kira-kira seperti inilah isi emailnya:

[Apa kau masih memikirkan namanya? Nama apapun tak masalah jika itu darimu]

Secara tak sengaja, remah-remah roti jatuh mengenai ponselnya. Isaburo pun menengadah ke atas dan melihat seorang anak kecil memakan donat. Ia adalah Mukuro yang sekarang dikenal dengan nama Nobume.

Gintama Lesson 539 - Email yang Tak Tersampaikan

"Anak muda, kau seharusnya tidak makan di tempat seperti ini" ucap Isaburo pada Mukuro

"Selama kau tidak dalam penjara, tak ada satupun orang yang berhak mengeluh tentang apa yang kau makan." balas Mukuro

Isaburo memasuki gerbang rumah yang rusak itu.

Di halam rumah itu Isaburo dikelilingi banyak anak-anak. Dari depan Isaburo, seseorang muncul dari dalam rumah itu.

"Sasaki-dono, aku senang kau datang." ucap orang yang berhadapan dengan Isaburo.

"Sakon-dono, ini berbeda dari yang pernah diberitahukan padaku." ujar Isaburo.

"Maksudmu ini tidak tampak seperti tempat yang tepat untuk mengadakan pembicaraan rahasia tentang pembunuhan? Jangan khawatir. Satu-satunya disini yang paling cocok untuk pembunuhan itu adalah anak-anak ini." ujar Sakon.

"Tenshouin Naraku. Sejak dulu mereka telah digunakan oleh mereka yang saat ini berkuasa. Mereka adalah kelompok pembunuh yang menopang kegelapan di negeri ini. Mereka diasuh oleh Naraku dan dibesarkan untuk membunuh. Mereka adalah pembunuh yang bagus. Terutama gadis muda bernama Mukuro. Dalam Naraku dia adalah anak ajaib yang disebut anak haram Shinigami. Dia begitu unggul dalam organisasi, dan dia termasuk salah satu dari 'Tiga Naraku'. Aku yakin kalau dia dapat menyelesaikan kasus ini dengan mudah." terang Sakon.

Isaburo yang terdiam melirik ke belakang. Ia melihat Mukuro yang memberikan donat pada anak-anak lain...

"Jadi dengan kata lain, kau berniat untuk menyerahkan pembunuhan ayah dan anak Hitotsubashi pada para anak muda ini?" tanya Isaburo.

"Apa kau keberatan? Mungkin di lapangan anak-anak itu tak bisa melakukan hal seperti itu?" balas Sakon.

"Ini semua demi menjaga perdamaian. Untuk itu, kita harus menjadi batu loncatan demi nama Tuan murah hati kita, Tuan Sadasada dan mendukung negara ini. Kita harus menggunakan segala cara yang diperlukan untuk membuang orang-orang yang menghambat itu. Ya, ini adalah kehendak langit." ucap Sakon.

Dari belakang Isaburo, Mukuro muncul dan menawarinya donat.

Mukuro pun berkata, "Jadi kau akan melakukannya atau tidak? Apakah aneh bagi anak-anak yang tak tahu apa-apa untuk membunuh orang? Atau itu aneh untuk orang dewasa yang cukup tahu menjadi seorang pembunuh? aku seorang anak kecil namun aku membunuh orang, dan kau membunuh orang namun kau khawatir pada nama anakmu yang akan segera lahir. Keduanya cukup bertentangan dengan akal"

Isaburo lalu membuka ponselnya dan memandangi email istrinya tadi tanpa membalasnya....

Kembali ke medan perang.

Elizabeth dan Shinsengumi melindungi Kondou dari serangan pasukan Mimawarigumi.

"Terjang apapun yang terjadi!" perintah salah seorang anggota Shinsengumi.

Elizabeth kemudian mengeluarkan Nmaibo dan melemparkannya. Nmaibo tersebut mengeluarkan asap yang menutupi medan pertempuran.

Asap tersebut dimanfaatkan untuk mengalihkan perhatian pasukan Mimawarigumi dan menyerang pasukan Mimawarigumi...

"Lindungi Komandan kita sampai akhiiiir!" perintah salah seorang anggota Shinsengumi.

Menerobos melewati asap, dua mata pedang dari kedua pemimpin Shinsengumi dan Mimawarigumi saling menghunus!

Pedang Isaburo berhasil menyayat pundak Hijikata. Sedangkan serangan Hijikata hanya menusuk seragam Isaburo.

Isaburo menghindari ayunan pedang Hijikata dengan melompat sambil mengayunkan pedangnya pada Hijikata.

Tapi Hijikata dengan sigap menghindarinya. Isaburo lalu menginjak pedang Hijikata yang menancap di pohon dan menendang kepala Hijikata.

Hijikata tak tinggal diam, dia menangkap kaki Isaburo dan membantingnya ke tanah.

Tanpa ampun Hijikata mengayunkan pedangnya pada Isaburo yang terjatuh. Bersamaan dengan itu, Isaburo juga mengayunkan pedangnya pada Hijikata.

Serangan tersebut menghasilkan luka pada pundak Hijikata dan mata kanan Isaburo. Mereka masih tak mau menyerah, Hijikata dan Isaburo kembali beradu!

Beralih ke tempat lain, tepatnya di puncak tebing tempat Oboro dan Gintoki berada. Oboro kembali menceramahi Gintoki...

"Orang yang tak tahu kapan saatnya menyerah. Shogun telah mati dan Takasugi telah menghilang. Tapi seperti bagaimana kau telah mewarisi tekad Shigeshige, kau telah mewarisi tekad Takasugi juga?" tanya Oboro.

"Sasaki Isaburo. Seorang teman yang berbahaya.  Alasan bahwa orang itu naik ke posisi direktur polisi dan menggunakan kekuasaannya bersama dengan Nobunobu untuk menghapus kekuatan pemerintahan sebelumnya dan tidak untuk melindungi pemerintahan baru atau statusnya sendiri. Orang itu..." sambung Oboro.

Gintoki pun kaget mendengar perkataan Oboro tentang Isaburo.

Di tempat lain, Isaburo yang masih bertarung dengan Hijikata  Isaburo yang terluka di matanya masih tak ingin menyerah. I

saburo pun mengingat saat Shinsengumi melakukan misi pertamanya, misi menjaga Hitotsubashi Narinari dan Hitotsubashi Nobunobu.

Isaburo mengingat saat Sakon menjelaskan detail misi pembunuhan padanya...

"Rencana akan dilaksanakan pada 13 April. Sasaran Hitotsubashi Narinari dan Nobunobu. Dalam perjalanan mereka kembali dari pemeriksaan sebuah galangan pembuatan kapal. Penjaga mereka adalah Roushigumi, sekarang Shinsengumi, yang dipekerjakan oleh Keshogunan untuk posisi ini. Mereka mungkin polisi dalam nama saja, tapi mereka seharusnya bisa bersama-sama mengurangi penampilannya." terang Sakon waktu itu.

"Dalam perjalanan mereka kembali, mereka akan beristirahat di pos kota dan Anda akan membuat celah di penjagaan mereka. Alihkan perhatian mereka dengan anak-anak dan atur pembunuhan. Jika kau memberi mereka 10 detik, para anak muda itu seharunya bisa menjatuhkan kepala ayah dan anak Hitotsubashi itu." sambung Sakon.

"Kami tak peduli jika Shinsengumi memiliki banyak korban. Mereka harus bertanggung jawab dan merobek perut mereka. Gunakan mereka sesukamu." ujar Sakon waktu itu.

Isaburo mengintai iring-iringan penjaga keluarga Hitotsubashi dari balik rumah yang dilewati iring-iringan tersebut. Iring-iringan tersebut kemudian berhenti ditempat yang terlihat seperti kuil.

"Okee, mari kita istirahat di sini. Apa yang Tuan Hitotsubashi lakukan, Kondou-san?" ucap Hijikata.

"Matsudaira Tottsan bilang untuk tetap di sisi aman dan pastikan untuk tidak membawa mereka keluar dari tandu sampai kita mencapai tujuan." balas Kondou.

"Huuuh. Jadi pada dasarnya dia mengatakan kepada kita untuk tidak beristirahat, ya?" ujar Hijikata.

"Nah itu yang kita inginkan, bukan? Ini adalah misi pertama 'Shinsengumi'. Ini penting bagi kita untuk melaksanakannya dengan aman untuk menunjukkan kepada mereka kekuatan kita." timpal Kondou.

Isaburo yang mengintai Shinsengumi, mengingat perkataan Matsudaira sebelumnya...

"----Ini ironis... sementara kondisi kita yang lebih dari sekedar nama samurai daripada mereka dengan keluarga dan posisi kita, tapi karena kita terikat oleh hal itu, kita tak bisa berbuat seperti samurai sama sekali.  Aku tak bisa mengatakan yang mana yang samurai sebenarnya sekarang." ucap Matsudaira waktu itu.

Sebuah bola menggelinding ke arah iring-iringan penjaga keluarga Hitotsubashi.

"Apa itu?" ucap seorang anggota Shinsengumi.

"Maaf, maaf. Orang tua, bisakah kau melempar bola itu kema~~ri?!!" ucap anak kecil yang berlari menuju ke arah bola.

"Siapa yang kau panggil pak tua?!!" bentak Kondou.

Isaburo bersembunyi di belakang rumah, mengawasi apa yang akan terjadi. Ia kemudian mengingat perkataan Mukuro tentangnya...

"Kau membunuh orang namun kau khawatir dengan nama anakmu yang segera lahir. Keduanya cukup bertentangan dengan akal."

Sambil memberikan bola itu pada anak kecil itu, Kondou kemudian menasehati anak kecil itu.

"Ada seseorang yang cukup penting di dalam tandu itu, sehingga kamu tidak bisa terlalu dekat. Pergi bermain di tempat lain, nak." ucap Kondou.

"O.. Oke... Tapi ada orang-orang tua menakutkan dengan katana di semua tempat dan mereka mengatakan kepada kami untuk menjauh. Kami tak punya tempat untuk bermain sekarang." ucap anak kecil itu.

"Apakah itu benar, nak? tanya Hijikata.

"Tak mungkin... Apa kau pikir beberapa Patriot Joui mungkin menunggu untuk menyergap kita? Cepat dan sisir area ini." perintah Kondou.

"Hei nak, di mana orang-orang tua menakutkan dan berapa banyak dari mereka..."

Belum selesai Kondou bicara, anak itu menerobos penjagaan dan berlari menuju tandu.

"Ini... tak mungkin. Berhentiiiii nak!! teriak Kondou.

Anak itu berlari menuju tandu sambil mengeluarkan sesuatu dari bajunya...

Scene kemudian beralih saat trio Shinsengumi bertemu Isaburo.

Isaburo mengingat perkataan Kondou saat itu...

"---Apa yang aku pikir ada lebih dari satu cara untuk menjadi seorang samurai. Aku berpikir kalau kekalahan, bermasalah dengan tinggi badan ketika kau berusaha untuk mencari tempatmu. Begitulah seorang samurai itu. Jadi tak apa-apa untuk kalian untuk khawatir dan ragu-ragu juga kan? Tentang nama anakmu. Aku yakin begitulah seorang Ayah seharusnya, kan?" ucap Kondou waktu itu.

Ternyata yang dikeluarkan anak kecil itu hanyalah majalah porno. Anak itu pun memberikan majalah itu pada orang yang ada dalam tandu. Kondou dan lainnya yang mencoba menghentikan anak itu pun tercengang.

"Umm, aku mendapatkan majalah yang Anda inginkan, Tuan Hitotsubashi." ucap anak itu.

"Oh, kerja bagus!" balas orang yang ada dalam tandu itu.

"Um... maafkan aku. Beberapa saat yang lalu aku diberitahu aku akan mendapat hadiah besar jika aku membawa majalah porno ke tandu oleh orang tua berwajah sedih." ujar anak kecil itu.

Orang yang dimaksud anak kecil itu adalah Isaburo.

Pasukan Joui tiba-tiba menyerang Shinsengumi! Kondou, Hijikata, Sougo dan yang lainnya dengan sigap menahan serangan Patriot Joui tersebut.

"Serangan!! Memang ada Patriot Joui yang menunggu untuk menyergap kita!!" teriak salah seorang anggota Shinsengumi.

"Jangan biarkan mereka melangkah sejengkalpun menuju tandu!! Ayo maju, keparat!!" ucap Kondou yang maju bersama Hijikata dan Sougo.

Orang di dalam tandu itu, yang ternyata adalah Matsudaira malah tenang-tenang saja sambil membaca majalah porno.

Matsudaira kemudian mengirim email ke Isaburo. Kira-kira seperti inilah isi email itu:

[Hei, sudah kubilang ambilkan yang benar-benar masokis.]

Sasaki kemudian membalas email Matsudaira. Kira-kira seperti inilah isi email itu.:

[Akan cukup memalukan jika Anda terbunuh dengan hal semacam itu, bukan?]

Mereka kemudian saling bercakap-cakap melalui email...

"Bukan Tuan Hitotsubashi. Tapi Tuan Matsudaira." tulis Isaburo melalui email.

"Diam. Dasar orang tua berwajah sedih." balas Matsudaira melalui email.

"Aku mengedarkan informasi mengenai perjalanan Tuan Hitotsubashi di antara Joui Ronin dan mengacaukan mereka. Jika kita beruntung, mereka akan melalui serangan ronin sebelum pembunuhan apapun dapat terjadi." terang Isaburo melalui email.

Sebuah pedang menembus tandu. Namun Matsudaira berhasil menghindarinya dengan santai sambil mengetik email. Sementara itu di luar, Shinsengumi berjuang melindungi Matsudaira dari serangan Patriot Joui...

"Mereka sedang menghadapinya. Aku ingin tahu apakah kita benar-benar dapat mencegah pembunuhan dengan cara ini.  Dengan serangan yang berbeda yang tak terduga, perjalanan akan dihentikan dan bahkan jika pembunuhan berakhir menjadi hanya sebuah percobaan, tak ada petinggi yang cenderung menyalahkan mereka." terang Matsudaira melalui email.

"Tentu saja, itu adalah alasan kalau mereka bertahan dari situasi mematikan ini dan kembali pulang. Pada akhirnya, nasib yang ada di tangan mereka sendiri, akan terlihat. Bahkan jika mereka gagal, Anda hanya harus mati, Tuan Matsudaira. jadi Anda bisa tenang dan memasuki Nirwana." ujar Isaburo melalui email.

"Tunggu, Sasaki. Mengapa... kau mengulurkan bantuan?" tanya Matsudaira melalui email.

Isaburo terdiam beberapa saat, ia kemudian membalas email Matsudaira.

"Aku tak ingat mengulurkan bantuan. Semua yang kulakukan hanya menggerakkan jari-jariku untuk mengirim email. Aku belajar bagaimana cara menggunakan ponselku." jawab Isaburo melalui email.

"Jadi saya lebih baik bergegas dan membalasnya. Ini adalah era di mana kita berada. Aku mungkin tidak bisa menjadi seorang samurai yang besar atau seorang ayah yang hebat. Tapi saya percaya saya akan dapat mengirim nama yang hebat." sambung Isaburo melalui email.

Sebuah email dari Istri Isaburo masuk ke handphone Isaburo, kira-kira seperti inilah isi pesan tersebut:

[Dia bayi perempuan yang sehat. Sayangnya dia memiliki wajah sepertimu, tapi dia sangat lucu.]

Isaburo tidak membalas email itu dan hanya menatap langit.

Dari langit muncul Gagak yang kemudian bertengger di tangan Oboro.

Di belakang Oboro terdapat pasukan anak-anak pembunuh salah satunya adalah Mukuro.

Sekarang ini Mukuro yang kita kenal sebagai Nobume berhadapan dengan Sougo...

"Kau bilang kalau Sasaki... menyelamatkan kita?" tanya Sougo.

"Bukan hanya kalian. Aku berpikir bahwa saat itu, Isaburo mencoba untuk menyelamatkan... kami, anak-anak juga." balas Nobume.

"... Tapi, tak ada seorangpun di sana... untuk menyelamatkan Isaburo. Tak ada yang bisa menyelamatkanya." ucap Nobume.

Kembali ke flashback. Sesaat setelah menatap langit, Isaburo berlari  sekuat tenaga menuju ke istrinya yang baru melahirkan...

"Aku akhirnya datang dengan nama yang bagus. Kali ini aku yakin kau menyukainya juga. Kapan aku akan sampai disana? Tolong email aku saat aku sudah dekat. Atau bahkan jika aku jauh." batin Isaburo.

Email yang di kirim sesaat setelah menatap langit tak  bisa terkirim. Meskipun berkali-kali ia mencobanya, pesan itu tak terkirim.

Dengan cemas, Isaburo semakim mempercepat langkahnya.

"Tolong kirim aku email. Aku akan pergi menemuimu, dimanapun kau berada. Kau dan Nobume." batin Isaburo.

Terlambat! Tandu yang membawa Istri dan anak perempuan Isaburo, dihabisi sendirian oleh anak kecil. Penjaga yang menjaga merekapun dihabisi semua.

Pesan perdana pada istrinya yang Isaburo kirim, tak pernah terkirim karena ponsel Istri Isaburo terbelah dua. Begitupun dengan Istri dan anaknya.

Anak kecil yang menghabisi Istri dan anak perempuan Isaburo adalah Mukuro, yang sekarang kita kenal sebagai nama yang akan Isaburo berikan pada anak perempuannya yang terbunuh, Nobume.

Sungguh tragis dan ironis masa lalu Isaburo....

*Sebuah tragedi... di bawah terangnya rembulan.

Gintama
...Lesson 539
/Selesai.

0 comments:

Post a Comment