Thursday 28 January 2016

on

Hujan deras mengguyur daerah sekitar kuil yang dijadikan tempat pertemuan Shinsengumi dan Jouishishi yang dipimpin oleh Hijikata dan Katsura.

"Kau ingin kami mengungsi dari Edo? Kau memberitahu kami, Shinsengumi untuk meninggalkan Edo?" tanya Hijikata pada Katsura.

"Jika kau tetap di Edo di bawah keadaan politik ini, orang yang kau selamatkan dengan memberanikan diri masuk ke rahang kematian, Kondou dan Matsudaira dan seluruh hidup kalian akan dalam bahaya. Mati di sini tanpa melakukan apapun adalah arti meninggalkan Edo yang sebenarnya." terang Katsura.

"Tak ada kemungkinan kalau Nobunobu hanya mengincar kalian. Kalian membuat Bakufu kehilangan muka. Jika mereka hanya mengabaikan pemberontak yang membuat mereka berlutut, pemerintahan baru tak akan bisa berlanjut. Mereka kemungkinan besar mencari kalian dengan putus asa sekarang. " sambung Katsura.

"Sekarang, Matsudaira dan kalian Shinsengumi adalah lambang pemberontak melawan Nobunobu. Jika kita kehilangan itu lagi, api pemberontakan akan dipadamkan tanpa merubah negara sama sekali. Karena kalian benar-benar peduli pada negara ini maka kalian harus meninggalkannya sekarang dan fokus hanya pada yang masih hidup." lanjut Katsura.

Yamazaki bersama dengan teman-temannya mendengarkan penjelasan Katsura.

"Tugas kami adalah untuk meninggalkan pusat,  menghasut pemberontakan di daerah lain dan membangun pondasinya sebagai pasukan pemberontak. Untuk melindungi Edo, kami harus meninggalkannya." ujar Yamazaki menarasikan.

'Meskipun itu masuk akal untuk kami secara logis, sulit untuk menerimanya. Itu berarti mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang yang kami lindungi selama ini demikian juga orang-orang yang telah mendukung kami selama ini. Juga itu berarti mengucapkan selamat tinggal pada Shinsengumi kami yang dulu." sambung Yamazaki.

Gintama Lesson 551 - Selamat Tinggal Shinsengumi (Bagian Akhir)

Pertemuan itu pun berakhir. Tapi hujan yang mengguyur Edo siang itu belum berakhir. Memandang hujan dari teras rumah, Kondou yang mampir ke rumah Keluarga Shimura duduk berdampingan dengan Otae...

Sementara itu di tengah guyuran hujan, Kagura yang ditemani payungnya melamun memandangi sungai. Sougo lalu berjalan menghampirinya...

Di tempat lainnya, Hijikata menyalakan rokoknya lalu berjalan ditengah hujan. Gintoki yang duduk dengan memakai payung sudah menunggunya di tangga kuil.

Mereka lalu mampir ke kedai makanan...

"Aku tahu ini yang akan terjadi tapi aku yakin ini ironis. Tak peduli apa yang mungkin terjadi, kami berjuang untuk menjadi Shinsengumi. Dan karena hal ini, kami tak bisa menjadi Shinsengumi lagi." ucap Hijikata.

"Jadi Zura menjebakmu dengan tugas itu, huh? Sudah kubilang untuk hati-hati kalau dekat tukang tipu itu." balas Gintoki.

"Dan apa yang ingin kau lakukan? Kau menolong kami keluar, jadi aku ragu kau bisa tetap di Edo juga." tanya Hijikata.

"Jika Yorozuya pergi setelah kalian pergi. Orang-orang di Edo akan kesepian, kan? Benar kan, nek?" jawab Gintoki.

"Jadi kau tetap tinggal? Apa kau tidak mengerti...? Edo tak lagi..." ucap Hijikata.

Gintoki terdiam sejenak sambil menenggak minumannya.

"...Itulah mengapa, huh?" sambung Gintoki.

Beralih ke tempat lain, Sougo yang bersandar di jembatan bercakap-cakap dengan Kagura.

"Ini karena Edo tak punya Shinsengumi atau Mimawarigumi lagi, maka kau tetap disini, huh, juragan? Kecuali kalian melindungi Edo di posisi kami, kami takkan bisa meninggalkan Edo dengan hati tulus, begitu kan? Kau pasti bercanda." ucap Sougo sembari bersandar di jembatan tempat Kagura melamun.

"Baik itu Pemimpin ini atau Pemimpin itu, kita tak bisa membiarkan seorangpun mati." sambung Sougo.

"Apa maksudmu kalau kami tak cukup untuk melindungi Edo? Lalu kenapa gak mengetesku, lho?" timpal Kagura yang langsung melempar Sougo ke sungai.

"Apa yang kau lakukan?!! Aku masih dalam masa pemulihan!" bentak Sougo yang marah.

"Dan untuk apa kau datang kemari? Untuk minta salam perpisahan dengan lembut? Ga mungkin kamu mau melakukannya. Masih akan ada bahaya baik di sini dan di sana, lho! Dari kelihatannya, kalian akan jadi orang-orang yang mati pertama." olok Kagura seraya menampakkan ekspresi sadisnya.

Mereka lalu saling memandang...

"...Heh. Yah kau benar. Aku lupa itu sebelum aku meninggalkan Edo. Ada sesuatu yang ingin aku perjelas. SIAPA YANG TERKUAT. KAU ATAU AKU." teriak Sougo.

Sougo dan Kagura lalu bertarung dengan hebat mengakibatkan kericuhan di sekitar mereka.

"Kita tak butuh kata-kata perpisahan bodoh apapun." ujar Sougo yang menampakkan ekspresi sadisnya.

Beralih ke rumah kediaman Keluarga Shimura, Kondou dan Otae berbincang-bincang sambil memandangi hujan yang masih mengguyur...

"Selama kau masih di sini, Shinsengumi takkan menghilang tak peduli kemana mereka akan pergi. Di manapun kalian pergi, aku tahu kalian akan bertarung... untuk Edo dan kami semua." ujar Otae.

Kondou yang mendengar perkataan Otae langsung mengingat saat-saat Kondou memimpin Shinsengumi...

"Jadi kumohon jangan membuat wajah itu. Angkat kepalamu tinggi-tinggi dan tersenyum, oke?" pinta Otae.

"Sebaliknya meskipun... aku berjanji pada Shin-chan aku akan melakukannya, Aku tak akan bisa mengatakan selamat tinggal atau selamat datang kembali." ucap Otae sambil tersenyum kecut dan menitikkan air mata.

Shinpachi lalu mendatangi mereka berdua...

"Lain kali kau kembali kemari, itu tidak akan dari atas langit-langit atau di bawah lantai. Kumohon datang melalui pintu depan. Kami punya... teh yang menunggu untukmu." ucap Shinpachi sambil menyajikan teh untuk mereka berdua.

Kembali ke toko dimana Gintoki dan Hijikata berada sekarang. Percakapan mereka masih belum berakhir...

"Ada beberapa sake yang bagus disini. Aku tak suka minum di keramaian... Jadi sekali-kali aku datang kemari untuk minum sendirian. Kau minumlah duluan. Itu sake mahal. Minumlah secawan-secawan. Ketika kau meminum itu semua... aku akan kembali. Aku akan membayarnya kembali sisanya dari apa yang aku hutangi." ucap Hijikata.

"Aku akan mengambil sakenya, tapi aku tak ingat meminjamimu apapun." balas Gintoki.

"Ya, kau pernah. Itu mengacaukan kepalamu yang mungkin membuatmu melupakannya tapi aku mengingatnya. Dan aku takkan lupa." ujar Hijikata.

Hijikata mengingat kembali saat ia dan Gintoki bercanda bersama dan bertarung bersama dulu...

"Jika itu yang terjadi, maka kau membayarku kembali itu dari dulu." timpal Gintoki.

Gintoki lalu mengingat saat Shouyou-sensei ditangkap oleh Naraku. Kejadian yang hampir sama terulang kembali saat Kondou ditangkap Mimawarigumi...

"Orang yang mendapat kembali sesuatu yang ia lupakan adalah aku. Jadi jangan kembali dengan sesuatu untuk kau bayar kembali padaku. Lain waktu, kau takkan sendirian. Jika kalian kembali dengan satu botol sake yang bisa kita minum semua bersama, itu akan lebih baik." ujar Gintoki.

Nenek penjaga toko itu kemudian memberikan pesanan makanan favorit mereka...

"Oke, maaf menunggu. Ini pesanan kalian biasanya. Semangkuk Uji Gintoki dan Semangkuk Hijikata Special." ucap Nenek penjaga toko itu.

Gintoki dan Hijikata hanya diam saja...

"Hm? Ada apa, tak ada satupun dari kalian yang makan." tanya nenek penjaga Toko.

"Tidak, maaf nenek, ini hanya untuk hari ini... pesanannya terbaliknya." ucap Gintoki dan Hijikata bersamaan.

Mereka lalu menukar makanan pesanan mereka lalu memakannya. Nenek itu pun bingung melihatnya...

Beralih ke tempat lainnya, pertarungan Kagura dan Sougo masih belum berakhir...

"Sepertinya kau dan aku... punya jalan yang panjang untuk dilalui, lho?" ucap Kagura.

"Yah, itu benar. Pertarungan dengan gagak aneh itu berakhir tanpa kita bisa menyentuhnya. Tapi ingat ini. Untuk pertemuan kita lain waktu..." ucap Sougo yang lalu berlari untuk menyerang Kagura.

Kagura pun berlari menuju Sougo untuk menyerangnya...

"AKU BERJANJI AKU AKAN LEBIH KUAT DARIMU ATAU GAGAK ITU!! JADI KAU LEBIH BAIK... TAK KALAH PADA SIAPAPUN!" teriak Sougo.

Mereka pun saling bertarung kembali sebagai salam perpisahan...

Kembali ke tempat Gintoki dan Hijikata, Mereka berdua berhasil menghabiskan makanan yang bukan favorit mereka. Mereka pun menghela nafas tanda lega...

"Yup. Itu tadi menjijikkan." ucap Gintoki dan Hijikata dengan wajah kecut.

Nenek itupun tertawa, Gintoki dan Hijikata lalu ikut tertawa juga. Tawa mereka begitu tulus...

Di tempat lain. Pertarungan perpisahan Kagura dan Sougo berakhir imbang.

Hujan telah berakhir. Kondou dengan kepala tegak pergi dari rumah Keluarga Shimura. Kondou lalu berbalik dan mengangkat tangannya tanda memberi hormat pada Otae dan Shinpachi.

"Kami berangkat." ucap Kondou yang mengangkat tangannya tanda memberi hormat.

Shinpachi dan Otae lalu membalas hormat Kondou dengan tersenyum...

Esoknya, sebuah Kapal angkasa datang menghampiri Shinsengumi. Seluruh anggota Shinsengumi mulai dari Kondou, Hijikata, Sougo, Yamazaki, Saitou, Tetsunosuke dan seluruh anggota Shinsengumi yang berhasil selamat dari Pulau Kokujou berkumpul di sana.

"Selamat tinggal." lirih Kondou.

"Tak berpendidikan, tak punya status, semua yang kita bisa percayai hanya pedang kia sendiri. Kita ingin mengukir nama untuk diri kita sendiri dengan hanya pedang itu. Dan jadilah kita berkumpul di sini, di Edo. Hari ini, kita harus berpisah dari Edo itu, tapi mimpi kita tak berakhir. Kita akan kembali, aku berjanji kita akan kembali. Untuk kampung halaman Shinsengumi." ucap Kondou pada seluruh anggota Shinsengumi.

Gintama
...Lesson 551
/Selesai

"Kita akan membuat sumpah sebanyak yang kita butuhkan. Kita akan menjadi Samurai dari Edo." sambung Kondou.

Hijikata, Sougo dan Kondou bersiap pergi dengan kepala tegak.

"Ya, Mimpi Shinsengumi dimulai di sini. Akhir dari jalan kita yang sebenarnya itu masihlah jauh." sambung Kondou menarasikan.

Mereka semua lalu berjalan masuk menuju ke kapal...

*Sampai hari mereka kembali ke Edo...!!

0 comments:

Post a Comment