Tuesday 31 May 2016

on


Kembali ke masa lalu. Di tengah malam yang dinginnya begitu menusuk. Beberapa pejuang Joui bersembunyi di balik tebing untuk beristirahat setelah bertempur habis-habisan.

Mengelilingi api unggun, mereka saling bercerita tentang perang yang mereka jalani siang tadi.

"Huh? Apa sebenarnya yang kau bicarakan?! Itu Gintoki-san, tenanglah. Kau melihat apa yang ia lakukan hari ini, kan? Amukan habis-habisan yang ia lancarkan...? Keberanian yang ia miliki dalam serangan kejutan kepada Komandan itu? Gaya bertarungnya benar-benar seperti setah yang bahkan ras prajurit tidak bisa mendekatinya? Tak satu pun dari musuh atau sekutu kita yang bisa mengalahkan orang itu. Yang terkuat dari Empat Raja Langit, jelaslah Sakata Gintoki!!" puji salah seorang Jouishishi dalam obrolan itu.

"Apa maksud ucapanmu itu?! Tanpa bantuan Kiheitai, strategi serangan kejutan itu tak akan bekerja! Tak diragukan lagi, yang terkuat adalah orang dengan taktik pertempuran yang bahkan tanpa menggunakan senjata modern, orang dengan kekuatan militer yang bahkan dapat menenggelamkam dua kapal dalam kedipan mata, komandan kita, Kiheitai, Takasugi Shinsuke!" bantah seorang Jouishishi lain.

"Apa sebenarnya yang kalian ributkan?! Apa kalian lupa berkat orang ini kita bahkan bisa berperang sejak awal?! Itu karena seseorang di belakang yang mencari cara untuk meningkatkan pasukan, senjata, uang dan apapun untuk itu! Dengan kata lain yang terkuat itu..."

Tatsuma tiba-tiba memotong perkataan temannya...

"Sang Naga dari Katsurahama, Sakamoto Tatsuma pastiny..."

"Ah bukan." potong salah seorang Jouishishi.

Teman-temannya yang lain tak memperdulikan Tatsuma yang bahkan sampai membawa background naga....

"Itu satu hal yang sangat aku yakini, meskipun kurasa tidak ada yang bisa mengalahkan orang itu ketika bernafsu untuk uang atau kebisingan suara." sambung salah seorang Jouishishi itu.

"...Ah kurasa kau benar." timpal seorang Jouishishi lainnya.

Wajah penuh percaya diri Tatsuma langsung berubah menjadi wajah penuh kekecewaan...

"Dia tidak super berisik terus, kurasa." celetuk salah seorang Jouishishi.

"Ya, aku berpendapat yang terkuat itu salah satu dari Gintoki-san atau Takasugi-san. Bagaimana dengan Katsura-san?" tanya seorang Jouishishi yang lainnya.

"...Hmm yah, sejujurnya... aku tak tahu banyak tentang dirinya. Dia akan menegur dan menenangkan Gintoki dan Takasugi setiap kali mereka benar-benar menjadi  liar sejak mereka masih kecil. Kalian bisa mengatakan dia adalah pemimpin dari Empat Raja Langit." jawab seorang Jouishishi lain seraya berpikir.

"Yah, aku tak berkata buruk tentangnya sebagai seorang 'Komandan' yang mengatur dan memimpin kita, pasukan pemberontak. Tapi ketika kau mencoba menimbang kekuatan dari sisi perang dan kekuatan individual... itu akan sulit. Keahliannya adalah tenang, 'bertarung untuk bertahan' daripada serangan berani. Karena itu dia membiarkan Gintoki-san dan yang lainnya untuk mendapatkan sebagian besar dari kemenangan. Kedengarannya bagus ketika kalian menyebutnya 'teguh', tapi jika kalian menjadi berpikir kurang positif, kalian bisa menyebutnya pengecut..." terang salah seorang Jouishishi lainnya lagi.

"Hey, jaga bicaramu!" tegur salah seorang Jouishishi.

"Maaf. Biarkan aku mengatakannya." balas salah seorang Jouishishi tadi.

"Dia tidak pernah melancarkan serangan dengan cepat. Dan bahkan ketika dia melakukannya, dia tidak menyerangnya begitu saja. Apa kalian tahu bagaimana musuh mengejek gaya bertarungnya? Kotarou Si Ahli Melarikan Diri." sambung salah seorang Jouishishi tadi.

Saat ini, Katsura berdiri dengan tenang menghadapi musuh yang mulai mendekatinya...

Gintama Lesson 563 - Kotarou Si Ahli Melarikan Diri

"Aku cukup yakin kalau mereka memanggilmu demikian, bukan? Aku pikir kau sudah bersama kawanmu dan memerintahkan untuk lari beberapa saat lalu. Aku tak pernah berpikir kau menjadikan dirimu sebagai perisai untuk membiarkan kawanmu pergi." ejek Shoukaku.

"Jika aku tidak bisa membedakan melarikan diri dari lawan yang bisa kuhindari dan yang tidak, aku tidak akan punya julukan itu." balas Katsura.

"Aku mengerti. Jadi pada dasarnya kau sudah menyerahkan dirimu sendiri, kan?" ejek Shoukaku.

"Bukan menyerahkan diri. Aku berubah. Sekarang aku tidak bisa melarikan diri kemanapun." balas Katsura.

Katsura dan Shoukaku lalu saling menyerang! Pedang dan tongkat mereka saling berbenturan...

Kembali ke flashback. Tatsuma tiba-tiba ikut masuk dalam obrolan teman-temannya.

"Zura, pengecut? Kalian benar-benar tidak mengerti, ya? Gintoki atau Takasugi akan menertawakan kalian, lho." timpal Tatsuma.

"S-Sakamoto-san! Sejak kapan kau berada di sana?!!"

Semua pandangan langsung tertuju ke Tatsuma...

"Hm... uh, aku baru di sini kok." jawab Tatsuma.

"Dia punya bakat yang kurang dari Gintoki dan Takasugi? Itu hanya sejauh yang  kalian lihat. Dalam perang, berada di pihak yang kalah jauh lebih sulit daripada berada di pihak yang menang. Kecuali kalian tahu kapan untuk mundur dan bagaimana untuk meminimalkan kerugian kalian, kalian tidak akan bisa untuk berkumpul kembali. Daripada ikut dalam bagian dari perang ketika kalian menyerang musuh, bagian dari perang tanpa kemenengan di mana kalian hanya melindungi rekan kalian adalah jenis perang yang selalu ditanggung Zura." terang Tatsuma.

"Satu-satunya orang yang bisa kalian serahkan sisi perang itu adalah orang yang benar-benar terampil dalam perang. Jika bukan karena dia, perang kita akan semakin lama." sambung Tatsuma.

"Ja-jadi kau menekankan Katsura-san sebagai yang terhebat, Sakamoto-san?" tanya salah seorang Jouishishi.

"Maaf, tapi aku masih berpikir Gintoki-san adalah yang terkuat!!" celetuk seorang Jouishishi lain.

"Kalian masih membahas tentang siapa yang terkuat? Nah, aku ragu kalian semua mengerti, kecuali dia mengelupas kulit pengecutnya. Ketika ia masih kecil... ia kehilangan orang tuanya karena penyakit. Rumah mereka disita, sehingga ia dan neneknya mengembara di jalanan sepanjang waktu." ungkap Tatsuma.

Waktu itu Katsura kecil bersama neneknya mengunjungi makam kedua orang tua Katsura.

"Kotarou... bagi Komandan yang memimpin sebuah pasukan. Sifat terpenting apa yang menurutmu harus dimiliknya? Sekuat apapun pasukannya, dan seberapa cerdik ia bisa memanfaatkan pasukannya, jika kepala Komandan diambil, perang berakhir dengan kekalahan di pihak mereka. Jika kau mati, kau tidak bisa melindungi pasukanmu, negaramu, atau siapapun sama sekali. Oleh karena itu seorang Komandan harus menjadi orang yang paling pengecut di medan perang. Menjadi lebih menakutkan daripada orang lain, lebih berhati-hati dari orang lain, dan bertahan hidup adalah tugas seorang Komandan." pesan Nenek Katsura sembari meletakkan bunga dalam vas di makam orang tua Katsura.

"Jadi Kotarou, jangan merasa malu karena menangis." sambung Nenek Katsura.

Katsura kecil tanpa malu menitikkan air mata kesedihannya....

"Tidak apa-apa menangis, tidak apa-apa menjadi lemah. Selama Komandan hidup, selama kau hidup sendirian, keluarga kita tidak akan binasa, tidak apa-apa jika orang-orang memanggilmu seorang pengecut, hiduplah Kotarou. Jangan pedulikan bagaimana orang-orang berbicara buruk tentang dirimu, kami akan tahu kalau kau adalah Komandan yang hebat." pesan Nenek Katsura.

Vas bunga yang sebelumnya ada dua kemudian bertambah menjadi tiga. Katsura kecil merengkuh di depan makam untuk mendoakan keluargannya yang tiada...

"Neneknya juga meninggal dunia, dan dia ditinggalkan tanpa satupun kerabat. Di usia yang begitu muda, dia menjadi kepala keluarga Katsura. Menanggung beban yang begitu berat, dia melekatkat kulit pengecut itu." terang Tatsuma.

Para Ibu-ibu mulai menggosipkan Katsura yang hidup sendiri di usia semuda itu...

"Aku pernah mendengar kalau anak laki-laki itu memiliki reputasi untuk menjadi lebih pintar." ucap salah seorang Ibu-ibu.

"Aku pernah mendengar pembicaraan tentang dirinya yang diadopsi juga, tapi mereka mengatakan samurai adalah seseorang yang hidup sendiri." timpal Ibu-ibu yang lainnya.

Katsura kecil hidup sendirian. Masak sendiri, makan sendiri, membersihkan rumah sendiri, mencuci baju sendiri, tidur pun ia sendirian...

"Nenek, menjadi Komandan itu sulit. Meskipun kau hidup sendiri, terus berjalan dari segala macam bahaya, kau tidak bisa melarikan diri dari kesepian."

Paginya, Katsura berlatih mengayun pedang, tentu saja masih sendirian..

"Kau tidak bisa melewati malam hanya dengan menjadi seorang pengecut. Jadi aku akan menjadi samurai yang lebih pengecut dan lebih kuat dari orang lain. Dan aku tidak akan melakukannya sendiri."

Katsura kecil lalu menemukan 2 orang sahabat, mereka bertiga berlatih bersama.

"Aku ingin menjadi pengecut yang cukup kuat untuk dapat melindungi temanku, agar bisa melalui malam bersama mereka."

Akhirnya Katsura tak sendirian, ia dan kedua sahabatnya berlatih mengayun pedang dengan banyak murid lainnya...

"Demi melanjutkan garis keturunan keluarganya, dan untuk melindungi rekan-rekannya, ia berjuang dan terus menjadi seorang pengecut. Meskipun orang mengejek dia sebagai Kotarou Si Ahli Melarikan Diri. Tapi jika Komandan yang bisa bertahan dari apapun muncul di depannya, jika ada musuh yang bisa membuatnya mempertaruhkan segalanya agar bisa menang, maka kalian mungkin mempelajari nama sebenarnya pria itu saat ia mengelupas kulit pengecutnya." ungkap Tatsuma.

Flashback berakhir.

Katsura sekali lagi mengayunkan pedangnya dengan sekuat tenaga ke arah Shoukaku.  Shoukaku lalu membalas serangan Katsura. Ayunan tongkat Shoukaku pun berhasil ditangkis Katsura. Mereka berduel sengit di udara.

Shoukaku kembali menyerang Katsura dengan tongkatnya. Katsura langsung menghindar dengan meloncat dan langsung menggenggam teralis besi.

Katsura yang bergantung pada teralis besi lalu menebas pundak Shoukaku yang terbuka.

Tak disangka Shoukaku menghentikan ayunan pedang Katsura dengan giginya. Tongkat Shoukaku lalu menyodok Katsura yang lengah hingga Katsura terlempar ke atas gedung.

Shoukaku lalu melompat dan menyambut Katsura yang terpental itu dengan ayunan tongkatnya.

Ayunan tongkat itu begitu kuat hingga merubuhkan gedung itu berkeping-keping.

"...Ra. Zura..."

Kata-kata itu tiba-tiba terngiang di telinga Katsura.

Katsura lalu mengingat saat ia masih berlatih pedang di Dojo Shouka Sonjuku...

"Hei Zura, bagaimana kalau berduel satu putaran denganku sekali-kali." celetuk Gintoki kecil.

"Huh? Siapa Zura?" tanya Katsura kecil.

"Haduh, itu kamu. Ngomong Katsura itu menjengkelkan." jawab Gintoki kecil.

"Kau cuma perlu menambahkan 'Ka'! Katakanlah nama orang dengan benar!!" protes Katsura.

"Terserah, ayo duel satu putaran denganku." ujar Gintoki kecil yang tidak peduli.

"Aku bosan berduel dengan Si bodoh itu. Aku sudah bisa melihat kemenangan dari dia." sambung Gintoki kecil seraya menunjuk ke arah Takasugi.

"Hei, itu tadi 57 menang dan 56 kalah. Aku menang. Bagaimanapun juga kau buang-buang waktu dengan meminta dia berduel. Rupanya seorang Komandan tidak sembarang mengotori namanya dengan perselisihan pribadi." timpal Takasugi kecil.

"Begitulah. Berbahagialah kau tidak terluka." jawab Katsura.

"Oke, kalau begitu aku akan menjadi 'Komandan' kalian." ujar Gintoki.

"Seperti yang kau bilang. Karena kau 'Komandan' atau apapun itu, kau tidak bisa hanya melakukan apapun yang kau mau. Aku akan menjadi Komandanmu. Jadi kalau aku di dekatmu, kau cuma jadi Si Zura." celetuk Gintoki kecil.

"A-apa yang kau bicarakan?" protes Katsura kecil.

"Dengan cara itu ia bisa memiliki perselisihan pribadi atau apapun itu. Dan saat dia bersamamu, kau bisa menjadi Komandan dia." celetuk Gintoki kecil.

"Hey, jangan menentukan 'apapun itu' ke orang-orang, sialan!" protes Takasugi kecil.

"Itu akan jadi lebih mudah kalau kita berbagi, benar? Jadi kau ambil Senin sampai Rabu. Zura akan mengambil Kamis sampai Sabtu. Dan jika aku libur di hari minggu aku akan mengambil itu." celetuk Gintoki kecil.

Kira-kira begini tabelnya.
Senin - Takasugi
Selasa - Takasugi
Rabu - Takasugi
Kamis - Zura
Jum'at - Zura
Sabtu - Zura
Minggu - Libur

"Jangan ubah itu menjadi sistem shift! Dan kau bahkan tidak mengambil apa-apa dalam hal ini!!" protes Takasugi.

"Jadi, tepatnya apa itu Komandan? Berapa banyak gaji yang ia peroleh dalam sejam?" celetuk Gintoki kecil.

"Kau tidak mengerti apapun! Bahkan kaulah orang yang harus memberikan uang!" protes Takasugi.

"Oh, seperti Manager toko?" celetuk Gintoki kecil.

"Apaan seorang Manager toko?! Ini bukan soal pengelolaan toko, dasar tolol!" protes Takasugi.

Katsura kecil pun tersenyum kecil melihat tingkah kedua sahabatnya...

"---Aku mengerti. Kurasa itu benar." batin Katsura kecil.

"Tarik pedangmu. Bisakah orang sepertimu melaksanakan tugas seorang Komandan?" tanya Katsura kecil seraya mengacungkan pedangnya.

"Kerahkan kuda-kudamu. Aku akan menentukan siapa yang akan menjadi Komandan." sambung Katsura kecil.

Gintoki dan Takasugi kecil tersenyum melihat Katsura yang menantang Gintoki kecil berduel.

"Kalian benar-benar seperti itu." batin Katsura kecil.

"Baiklah! Ayo Zura!!" teriak Gintoki kecil yang mulai menyerang Katsura kecil.

"Bukan Zura tapi Katsura!!" protes Katsura seraya meladeni Gintoki.

Seluruh bangunan yang Shoukaku hantam hancur berkeping-keping, dan hanya menyisakan pijakan pada Shoukaku.

"Sayang sekali, dengan kemampuan itu, kau bisa saja menjadi salah satu dari 12 kapten divisi. Tapi bagaimanapun jua, aku sudah bersenang-senang, Katsura Kotarou." ujar Shoukaku.

Tak disangka, tongkat yang menghancurkan gedung itu ternyata ditahan dengan satu tangan oleh Katsura. Meskipun wajahnya berdarah-darah akibat menahan serangan itu.

"Bukan Katsura,"

"TAPI ZURAAAAAA!!!"

Dengan sekuat tenaga Katsura menyodok perut Shoukaku. Tongkat yang menghancurkan gedung itu berhasil dijinakkan dan kini menyerang balik majikannya!!

*Serangan dari kebulatan tekad!!

Gintama
...Lesson 563
/Selesai

0 comments:

Post a Comment