Tuesday 26 April 2016

on

Di dalam Kapal Kaientai, suara piring pecah memecah keheningan di sekitar ruangan tempat Shogun Nobunobu ditahan....

"Makanan luar angkasa nenek tua Chef Kepala kami telah mendapat reputasi rasa 'seperti masakan ibu rumah tangga' bahkan dalam luar angkasa. Tapi itu tidak sesuai dengan keinginan elu? Shogun-sama? Sekarang ini jadi tak bagus. Jika kami tidak melakukan sesuatu, kami akan berakhir dengan disematkan dengan kejahatan mengerikan membuat Shogun kelaparan sampai mati."  celetuk Tatsuma.

Di hadapan Tatsuma, Nobunobu yang hidungnya diperban karena pukulan Bansai masih keukeuh dengan harga dirinya yang ketinggian...

"Kalian semua sudah jadi penjahat mengerikan yang selamanya akan tetap dalam sejarah. Aku tidak tahu bagaimana kalian berencana untuk menggunakanku, tetapi tidak peduli bagaimana kalian bisa berjuang, kalian semua ditakdirkan untuk mati. Aku menjamin Tendoushuu tidak akan membiarkan kalian pergi." timpal Nobunobu.

"Maafin gue, Shogun-sama, tetapi bagi kita, dan mungkin untuk Tendoushuu juga, elu tidak memiliki nilai apapun yang berguna untuk apapun lagi. Elu menyebabkan semua masalah tersebut, elu mengasingkan semua pengikut elu, elu menunjukkan penghinaan bagi kekuatan bangsa, dan di atas itu, elu membiarkan diri lu didorong oleh dendam pribadi elu sendiri, bertindak tergesa-gesa, dan kemudian mempermalukan diri elu karena tertangkap oleh musuh." balas Tatsuma.

"Hadapi saja, elu sedikit terlalu kotor bagi mereka untuk tetap menggunakan elu sebagai boneka. Jika mereka merasa seperti itu, mereka bisa mendapatkan orang sebanyak yang mereka butuhkan untuk mengambil tempat lu. Dari apa yang terlihat, mereka akan senang untuk menyingkirkan elu bersama kami para penjahat. Elu tahu, elu dan kami cukup mirip. Kita berdua berdiri di tepi tebing. Itulah sebabnya aku bilang elu harus makan dengan baik." sambung Tatsuma.

" Ini adalah apa yang mereka sebut dengan makan sebelum perang. Karena untuk kami dan untukmu, perang yang sebenarnya akan dimulai." ujar Tatsuma sambil mencicipi makanan yang Nobunobu buang.

Beralih ke pusat kendali kapal, Gintoki, Katsura, Shinpachi dan Bansai serta duo maskot Sadaharu & Elizabeth berdiri menatap planet tujuan mereka, Rakuyou.

"Itu dia, aku yakin. Jika Shinsuke dan yang lainnya masih hidup, maka planet itu adalah tempat di mana mereka akan berkumpul. Dan kemungkinan besar sepertinya akan jadi tempat berkumpul kawan kalian yang tersisa dengan Takechi dan lainnya." ujar Bansai.

"Rakuyou... itu kampung halaman Kagura." ucap Gintoki.

Gintama Lesson 559 - Aroma

Di dalam planet Rakuyou, Kagura yang membawa bunga mengunjungi makam maminya yang berada di ujung tebing...

Kagura yang menatap nisan ibunya jadi teringat saat dia terakhir mengunjungi makam itu...

"Mami, Maafkan aku. Aku sudah memutuskan untuk meninggalkan planet ini. Tapi aku berjanji aku pasti akan kembali. Dan ketika aku melakukannya, aku akan membawa kakak bodoh dan ayah bodoh bersamaku. Aku tahu aku akan......... menjadi cukup kuat untuk membawa semua orang kembali dan pulang ke rumah." ucap Kagura waktu itu.

"Sebuah makam? Seseorang yang kau tahu?" tanya Matako yang mengenakan jas hujan.

"... Ada sesuatu yang ingin kupastikan. Seperti yang aku pikirkan. Si botak bodoh itu juga datang kemari." jawab Kagura.

Kagura pun menaruh bunganya pada makam maminya.

Di tempat lain, Umibouzu menghadang langkah Abuto. Tiba-tiba di belakang Umibouzu berdiri 3 orang Yato yang mengepungnya dari belakang.

"Kampung halamanku benar-benar telah berubah dalam waktu singkat sejak terakhir aku mengunjungi. Sejak lama, lama sekali, tempat ini sudah menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang begitu bodoh hingga mereka tidak bisa pergi ke planet lain, namun tidak satupun dari mereka pernah cukup bodoh untuk bertarung dengan saya." celoteh Umibouzu.

"Sayangnya, itu oleh unit yang dibuat oleh idiot luar biasa yang lahir di planet ini. Kalian tetap disitu. Jangan mencoba untuk membantuku. Anak laki-laki pria ini lah yang mengambil lengan kiriku dan putrinya lah yang mengambil telingaku. Jadi siapa tahu apa yang ayah ini akan ambil. Jika kalian berpikir tentang membalas dendam untuk kapten idiot itu, maka mundurlah. Dia akan memberitahu kalian untuk tidak menyentuh mangsanya dan membunuh kalian." terang Abuto.

"Jadi dia masih hidup?" tanya Umibouzu.

"Itulah mengapa kau datang ke sini, bukan? Untuk melanjutkan pertengkaran ayah-anak kalian? ...Kalian berduan benar-benar mirip." timpal Abuto.

Beralih ke tempat lain. Gintoki cs telah mendarat di Planet Rakuyou. Saat ini mereka sedang menyusuri kota untuk menuju ke tempat pertemuan Kiheitai...

"Nah, sepertinya Harusame belum tahu kita berada disini. Sepertinya mereka bahkan tidak mencoba untuk berhati-hati dan mengirim sekelompok kecil elit di sini." ujar Gintoki.

"Eh... semua orang di sekitar kota ini memiliki wajah seperti bajak laut luar angkasa. Kagura-chan benar-benar hidup di planet yang menakutkan seperti ini?" tanya Shinpachi yang merinding.

"Ini tempat nongkrong buat bajingan dari seluruh alam semesta. Jadi ga ada bedanya dengan Kabuki-Chou, kau tahu? Bahkan gadis-gadis kabaret tidak berbeda sama dari kakakmu." timpal Gintoki.

Yang dimaksud Gintoki adalah Gorilla yang mengenakan pakaian seksi yang ia lihat saat menyusuri kota.

"Mereka cuma Gorilla biasa, sialan!!" bentak Shinpachi.

"Dan pelanggan yang datang untuk melihat mereka juga sama." celoteh Gintoki.

"Itu cuma Gorilla biasa, sialan!!" bentak Shinpachi.

"Sama dengan komikus yang menggambar ini." celoteh Gintoki.

"Itu cuma Gorilla biasa, sialan!!" bentak Shinpachi.

"Shinpachi-kun, Gintoki cuma bilang tak perlu malu-malu. Sebagai Gorilla, dia bilang kalau Gorilla dapat menjalankan bisnis seperti itu, maka mereka punya beberapa teknik sialan yang luar biasa." timpal Tatsuma.

"Oke teman-teman, mari kita berpencar. Aku akan perGi mencari jalannya." ucap Tatsuma yang menggandeng Gorilla.

[T/N : Huruf G sengaja dibuat huruf kapital karena ada permainan kata G dalam dialog-dialog ini.]

"Dia berjalan perGiii (Gorilla)!!" protes Shinpachi.

"Aku mengerti. Kupikir jalan G (Jigoku) akan baik-baik saja untuk dia." ucap Mutsu yang langsung menembak Tatsuma.

[T/N: Jigoku : Neraka. Tidak dimulai dengan G tapi... itu mirip. (pelafan Ji dalam Jigoku mirip dengan pelafalan 'G' dalam bahasa Jepang)]

Bansai keheranan melihat tingkah mereka...

"Mereka semua... orang-orang yang berjuang dengan Shinsuke..." batin Bansai.

"Jangan bereaksi seperti itu dalam waktu seperti ini!!" protes Shinpachi.

"Kabuki-chou, huh? Kau ada benarnya. Memang mirip. Mungkin leader tertarik pada Kabuki-Chou karena punya aroma dari kampung halamannya, Otae-san?" ucap Katsura pada Gorilla Kabaret.

"Sudah kubilang dia bukan kakakkuuu!!" protes Shinpachi.

"Tak ada aroma kampung halaman disini. Semua yang kucium hanyalah jamur dan selokan." ujar Gintoki.

"Kami tak ingin bau darah bercampur ke dalamnya. Bagaimanapun, sebaiknya kita ke tempat Takasugi dan yang lain. Kawanmu mungkin disana juga. Kita sudah harus bertemu dengan mereka secepatnya dan berlindung dari Harusame atau kita akan kehilangan kemampuan kita untuk melawan Harusame sama sekali." ujar Mutsu.

"Bansai-san." lirih Shinpachi yang mengalihkan pandangannya ke Bansai.

"...Mm. Aku tak pernah berpikir aku akan membawa orang-orang seperti kalian ke titik pertemuan darurat yang hanya diketahui par pimpinan kami. Kalian bisa melihatnya tepat di sana, aku yakin. Kuil yang rusak itu." ujar Bansai yang mengarahkan telunjuknya.

Kuil yang dimaksud Bansai itu tiba-tiba meledak...

"Bansai-san. Sepertinya kuil itu... meledak. Bukan yang itu, kan?" ucap Shinpachi.

"Mungkin bukan, aku yakin. Ah, ya. Disebelah rumah kosong itu." ujar Bansai yang masih mengarahkan telunjuknya.

DUUUARR!! Kuil yang ditunjuk Bansai meledak...

"...Oh, bukan itu. Yang ada disebelahnya lagi." ujar Bansai.

Kuil yang ia tunjuk lagi-lagi meledak.

"Atau sebaliknya, yang disebelah dua tadi. Itu..."

Kuil yang Bansai tunjuk lagi-lagi meledak....

"Bukan, "Bukan, yang disebelah tiga tadi..."

Kuil yang Bansai tunjuk lagi-lagi meledak...

"Mereka semua meledak!! Ini benar-benar buruk, kan?!! Takasugi-san berada di salah satu dari tempat itu, kan?!! Oh Tuhan... apa ini berarti Harusame menemukan kita?" teriak Shinpachi yang panik.

Muka Bansai menjadi suram...

"Harusame? Jelas-jelas dia orang yang ngelakuin itu. Apa kamu ga lihat sinar laser yang keluar dari jarinya." timpal Gintoki.

Bansai lalu mencoba untuk memotong jarinya dengan pedangnya...

"Bukan itu! Bukan itu! Orang ini benar-benar ga tahu lelucon saat ia mendengarnya. Jadi hentikan dia!!" teriak Shinpachi.

"Maaf. Itu tadi bukan jarinya. Kupikir sesuatu keluar dari otaknya." celoteh Gintoki.

Shinpachi mencoba menghentikan Bansai yang akan memenggal kepalanya...

Saat itulah pasukan Kiheitai datang menghampiri mereka...

"Bansai-sama? Apa itu kau, Bansai-sama?!! Tuan, Anda masih hidup?!!" tanya salah seorang anggota Kiheitai.

"Ka... kalian anggota Kiheitai!! Orang-orang yang berhasil melarikan diri ke planet ini!! Apa sebenarnya yang terjadi?!! Apa sebenarnya ledakan-ledakan itu...?!!" tanya Bansai pada anak buahnya.

"Kami sudah siap. Itu ulah Umibouzu.  Dia mendapat rumor kalau kita berada disini." ujar anggota Kiheitai yang lain.

Di tempat lain, Kagura bersama Matako, Takechi dan anggota Kiheitai lain berlari menuju ledakan...

"Tidak mungkin... Ini tidak mungkin...!!" batin Kagura cemas.

Kembali ke Gintoki cs. Mendengar hal itu Bansai langsung saja berlari mengikuti anak buahnya. Gintoki dan yang lain pun ikut berlari...

"Ku.. kumohon, cepat!!" ujar salah seorang anggota Kiheitai.

"Apa Shinsuke baik-baik saja?!!" tanya Bansai pada dua orang anggota Kiheitai yang berlari di depannya.

Mereka hanya diam...

"Hey, katakan sesuatu!" bentak Bansai.

Mereka pun menoleh ke arah Bansai. Salah satu dari mereka lalu berkata, "Kami minta maaf yang sedalam-dalamnya, Bansai-sama. Kami..."

Tiba-tiba darah mengucur deras dari kepala mereka berdua. Mereka pun rebah. Bansai yang lengah hampir saja terbunuh oleh tembakan yang memberondong anak buahnya. Namun Gintoki dengan sigap mendorongnya agar bisa menghindari tembakan itu.

Mereka pun bersembunyi dibalik dinding tangga. Sedangkan Shinpachi dan yang lain bersembunyi di balik lorong.

"Gin-san!! Bansai-san!!" teriak Shinpachi yang cemas.

Gintoki kemudian berkata "Ini jebakan. Musuh telah membuat mereka bergabung ke sisi mereka. Musuh mungkin bilang nyawa kalian akan selamat jika kita mengikuti mereka. Meskipun tampaknya mereka malah yang dikorbankan. Sepertinya planet ini"

Di atas mereka telah berdiri pasukan Harusame dan kapal perang mereka yang membidikkan pistolnya ke arah Gintoki cs.

"Telah jatuh ke tangan Harusame untuk beberapa waktu sekarang." sambung Bansai.

*Perang semakin intensif...!!

Gintama
...Lesson 559
/Selesai.

0 comments:

Post a Comment