Saturday 27 August 2016

on


Shoukaku yang telah mengaku kalah, menarik pasukannya yang akan menyerang Katsura.

"Seberapa banyak prajurit yang dia tinggalkan, kalau Komandan kalah, pertarungan telah selesai. Aku tidak ingin kalian ikut campur sekarang dan mengganggu pertarungan dua komandan." ujar Shoukaku sembari merangkak.

"Keparat kau, Shoukaku." ejek Katsura.

"Aku selalu membenci beraksi secara berkelompok. Jadi aku tak tahu berapa banyak hukum dan peraturan yang telah aku langgar. Tapi sekarang Harusame tak punya satupun hukum yang melindungi organisasi. Kami bahkan tidak punya kebebasan yang bajak laut selalu teriakkan. Kami telah turun pangkat hanya untuk menjadi mainan orang itu." ungkap Shoukaku.

"Jadi aku akan bertarung dengan cara yang ku inginkan juga." sambung Shoukaku.

"Apa sebenarnya rencana orang itu? Setelah mengambil alih Harusame dan menekan pasukan pemberontak seperti Takasugi dan kami, apa yang ingin dia lakukan selanjutnya?" tanya Katsura sembari memegangi lukanya.

Sementara itu, divisi kesembilan dan kesepuluh Harusame menyebar pasukan mereka...

"Aku tak tahu. Semua yang kutahu hanyalah apapun yang kau atau kami lakukan, kita tak bisa menghentikannya. Jadi kami para mainan tak punya pilihan selain tetap menari sampai anggota tubuh kami hancur." jawab Shoukaku.

"Kami berdiri disini dengan keinginan kami sendiri. Kami tak berniat untuk menari di telapak tangan siapapun." ujar Katsura.

"Yah, sebaiknya kau berharap untuk tidak mengalaminya." timpal Shoukaku.

"Sekarang, teman-temanmu seharusnya telah dipandu ke panggung tari yang besar." timpal Shoukaku.

Di atas Katsura dan Shoukaku, Kapal angkasa Harusame satu-persatu ditembaki oleh Kaientai yang melancarkan serangan kejutan.

Di dalam Kapal Kaientai, Tatsuma mengamati serangan yang dia lancarkan...

"Semua tembakan telah mengenai kapal-kapal musuh. Sepertinya serangan kejutan kita telah berhasil!!" lapor salah seorang operator Kapal Kaientai.

"Oke, biarkan mereka benar-benar merasakannya." balas Tatsuma.

"UNTUK SEMUA KAPAL KAIENTAI!! LARI!!" perintah Tatsuma.

"Bagaimana bisa kau memberi perintah mundur seperti itu saat sedang maju?" protes Mutsu.

"Jika kita berhadapan dengan orang-orang itu, kita tak akan punya kesempatan untuk melawan jumlah mereka." terang Tatsuma.

"Jadi kita hanya harus memicu mereka dan mengeluarkan musuh dari medan perang sedikit demi sedikit.  Entah itu mundur atau menyamping, apa yang kita pedulikan adalah pusatnya. Satu-satunya jalan yang aku, Sakamoto Tatsuma ambil adalah satu-satunya jalan yang menuju ke masa depan." sambung Tatsuma.

"Sheeshh"

Mutsu menghela nafasnya karena mendengar perkataan bosnya...

"Sepertinya para penipu dari luar angkasa memiliki tempat yang bagus di medan perang juga." celetuk Tatsuma.

DUUUAAAARRR

Tiba-tiba kapal utama Kaientai ditembak dari belakang...

"KAPTEEEN!!" teriak salah seorang operator kapal yang panik.

"Apa yang terjadi?! Apa bala bantuan musuh sudah datang?!" tanya Tatsuma.

"Ti- tidak ada musuh!! Mereka semua sekutu kita!!" teriak Tatsuma yang terbelalak.

Di sisi lain kapal. Langit-langit di ruangan dimana Nobunobu berada bergetar. Nobunobu pun tak sengaja mendengar pembicaraan anak buah Kaientai yang berada di dekat ruangannya.

"APAAA?!! Kairinmaru diserang sekutunya sendiri?!" teriak salah seorang anak buah Kaientai.

"Itu tak mungkin!! Apa kau bilang ada pengkhianat diantara kita...?!" timpal anak buah Kaientai lainnya.

"Po-pokoknya, kita butuh kalian disini juga!" timpal anak buah Kaientai lainnya lagi.

Tiba-tiba seseorang menghampiri para anak buah Kaientai.

"Si-siapa sebenarnya kau?!" teriak salah seorang anak buah Kaientai.

DAAKK DAAKK!!

Nobunobu semakin cemas ketika kesunyian datang bersamaan dengan bunyi pukulan yang menggema setelah seorang anak buah Kaientai berteriak...

"Ini bukanlah kiasan atau apapun. Melawan orang itu, musuh, kawan, semua orang dalam medan perang hanya menjadi mainan yang menari di telapak tangannya." terang Shoukaku.

Nobunobu yang penasaran lalu mengintip melalui celah pintu masuk ruangannya.

Betapa kagetnya Nobunobu saat melihat musuh berada tepat di depan pintu masuk ruangannya dan mengendalikan para anak buah Kaientai.

"Sekarang, menarilah." perintah Hankai.

Gintama Lesson 565 - Mainan

Di pusat kontrol Kaienmaru tiba-tiba muncul transmisi video dari kapal sekutu yang menyerang Kaienmaru. Sayangnya transmisi video itu terputus-putus...

"Kap... ten... kumohon, la... rilah! Kapal ka... mi... tela..."

Tiba-tiba transmisi video itu terputus sebelum operator kapal sekutu sempat memperingatkan.

"Sinyalnya telah diputus." lapor salah seorang operator Kaienmaru.

Tatsuma hanya diam...

"Luncurkan bom asap!! Menjauh dari kapal-kapal lain secepat yang kita bisa!! Seberapa banyak kita tertembak, jangan tembak balik. Mengerti?!" perintah Tatsuma.

"Tetaplah meluncur dengan kecepatan penuh apapun ya... HOOOEEEKKK"

Mabuk udara Tatsuma tiba-tiba kambuh...

"Maaf, turunkan kecepatannya sedikit." pinta Tatsuma.

"Entah bagaimana, aku ragu kalau siapa pun akan merasa begitu jijik dengan kapten bodoh kami makanya mereka akan meluncurkan pemberontakan." celetuk Mutsu.

"Apa terjadi sesuatu pada kapal mereka?!!" tanya Tatsuma.

"Dari apa yang kita lihat dalam transmisi, para personil masih belum terluka dan tak ada tanda kalau mereka direpotkan oleh musuh. Dan tentu saja, jika mereka mengkhianati kita mereka tak akan memberitahu kita untuk lari." terang Mutsu.

"Lalu apa? Apa lu ngomong pengkhianatan ini bukan dari seorang musuh ataupun seorang sekutu dan kapalnya ngelakuin itu sendiri atau sesuatu?" tanya Tatsuma.

"Tepat sekali. Itu adalah peretasan. Kapal-kapal kita sudah berada di tangan musuh. Dengan mengambil sistem kontrol kapal, musuh mengambil seluruh kapal Kaientai tanpa menggunakan satupun prajurit. Orang-orang yang ada disini pastinya sekutu kita. Tapi sekarang kapal sedang dikontrol oleh musuh." terang Mutsu.

"Dengan kata lain, kawan kita sedang disandera dan kapal kita telah dikomandoi oleh musuh. Untuk bisa mencapai hal seperti ini, musuh pasti seorang monster peretas." sambung Mutsu.

Tiba-tiba layar transmisi kapal yang sebelumnya terputus menampilkan dalang dibalik peretasan kapal-kapal Kaientai. Dia adalah seorang Cyborg yang merupakan salah satu dari Tiga Bintang Kejahatan...

"Tepat. Kapal-kapal kalian telah berada di tanganku." timpal Hankai melalui transmisi video.

"Si- siapa kau?!!" tanya salah seorang operator Kaienmaru.

"...Umm, halo? Kurasa kamu salah sambung. Kita bukan white base, ini Kaientai." celetuk Tatsuma.

"Uh, dia bukan seorang Zaku, Kapten." timpal salah seorang operator Kapal.

[T/N:  Itu semua adalah referensi dari Gundam. Zaku adalah Mobile Suits untuk karakter yang mendengus. Dan masker Hankai terlihat mirip seperti itu.]

"Apa lu punya buku catatan? Aku akan ngasih tahu elu info kontak Federasi. Pasukan Zeon selalu salah sambung ke nomor kami." celetuk Tatsuma.

"Uh, sudah kubilang dia bukan dari Pasukan Zeon, kapten." timpal salah seorang operator Kaienmaru.

"Oh, lalu apa ini tipuan zakuzaku itu yang populer akhir-akhir ini? Kau ga bisa membodohiku." celetuk Tatsuma.

"Uh, aku tak pernah mendengar itu, tapi kau benar-benar tak boleh percaya seorang Zaku." timpal salah seorang operator Kaienmaru.

"Aku adalah ahli tipu muslihat, Hankai. Komandan dari Divisi ketiga Harusame dan anggota dari Tiga Bintang Kejahatan..." ujar Hankai memperkenalkan diri.

"Dia begitu saja menjabarkan gelarnya untuk mencoba membuat dia terlihat keren." celetuk Mutsu.

"Jadi pada dasarnya, ini semua perbuatanmu, benar kan, Zaku?" tanya Mutsu.

"Kenapa kau hanya memanggilnya Zaku setelah semua perkenalan itu?!" protes salah seorang anak buah Kaientai.

"Tepat sekali, orang yang menginjak-injak pasukanmu ketika kau meninggalkan kapal pimpinan adalah aku. Seorang Gun**m." ujar Hankai yang tiba-tiba berubah jadi Gun**m.

"DIA BERUBAH JADI GUN**M!! Setelah kami mengecapnya sebagai seorang Zaku, kurasa dia memutuskan lebih baik mengambil alih unit musuh?!!" protes salah seorang anak buah Kaientai.

"Akankah kau memilih jalan menembak jatuh kapal sekutumu sendiri? Atau akankah kau duduk disini dan tenggelam sendiri untuk melindungi kawanmu? Aku memutuskan aku akan membiarkan kau memilih manapun yang kau inginkan." ujar Hankai.

"KEPARAAAAT!! KALAU BEGITU KAMI AKAN KE SISI ZAKU!!" teriak Mutsu.

"Itu bukan pilihannya!!" protes salah seorang anak buah Kaientai.

"Salah satu yang kau pilih, kekalahanmu sudah pasti. Setelah datang jauh-jauh untuk menyelamatkan rekanmu, kau sekarang akan memberikan segalanya demi rekanmu." ujar Hankai.

"Dan saat dimana itu terjadi akan direkam oleh mono-eye ini." sambung Hankai yang kembali berubah.

"Dia menyerah! Dia bilang 'masa bodoh' dan memutuskan untuk hidup sebagai seorang Zaku!!" timpal salah seorang anak buah Kaientai.

"Tak ada banyak waktu bagi kalian untuk membuat keputusan kalian." ujar Hankai.

Pintu masuk ruang pusat kontrol tiba-tiba terbuka...

Dari luar pintu masuk itu muncul pasukan Kaientai yang dikendalikan sembari membawa pedang...

"Kalian..."

Tatsuma terbelalak begitu melihat anak buahnya dikendalikan oleh Hankai.

"Apa kau pikir ahli tipu daya hanya bisa mengendalikan mesin?" ujar Hankai.

Tiba-tiba anak buah Kaientai yang dikendalikan itu menyerang seisi ruang pusat kendali.

Tatsuma dengan beraninya menahan ayunan pedang anak buahnya yang dikendalikan...

"Apa yang kalian lakuin?! Bertahanlah!!" ucap Tatsuma.

"Apa yang terjadi?!! Semua orang kehilangan akal sehat mereka!!" tanya Mutsu sembari melompat menghindari ayunan pedang anak buahnya yang dikendalikan.

"Kami, divisi ketiga. Dikatakan hanya satu-satunya divisi Harusame yang tak punya pasukan. Tapi itu bukanlah seperti itu." ungkap Hankai.

"Mereka hanya tak terlihat. Tentaraku itu sangat kecil. Mereka tak bisa dilihat dengan mata telanjang, tapi jumlah mereka dan kemampuannya tidak jauh dari mereka dari divisi lain. Beberapa dari mereka menyerang pusat sistem musuh. Dan mengambil alih semua fungsi dalam kedipan mata. Dan beberapa dari mereka adalah parasit otak manusia dan mengendalikan tubuh pemiliknya sesuka mereka. Melalui infeksi, kekuatan mereka tumbuh dengan cepat." terang Hankai.

"Ya. Aku punya nano-machine yang tak terhitung jumlahnya yang aku simpan di dalam tubuhku dan orang yang dikontrol oleh mereka adalah mainan dari divisi ketigaku." sambung Hankai.

Tatsuma yang mengunci pergelangan anak buahnya yang dikendalikan tiba-tiba dikepung oleh beberapa anak buah yang dikendalikan lainnya.

"KAPTEEEN!!" teriak salah seorang anak buah Kaientai yang cemas.

"Maaf semuanya."

Tatsuma tiba-tiba melempar anak buah yang ia kunci ke anak buah yang mencoba menyerang Tatsuma.

"Rapatkan gigi kaliaaan!!" teriak Tatsuma.

Tatsuma pun menyeret dan menendang keluar anak buahnya yang terinfeksi dari ruang pusat kendali.

"Kendalikan kapalnya!! Segel pintu masuknya!!" perintah Tatsuma sembari melempar keluar anak buahnya yang terinfeksi.

"Kapteen!! Tapi..." ujar salah seorang anak buah Kaientai yang ragu-ragu.

Tiba-tiba Mutsu menekan tombol pintu itu.

Pintu itu perlahan menutup dengan Tatsuma yang masih berada di luar ruang pusat kendali.

Di luar ruang pusat kendali yang tertutup, Tatsuma dan Mutsu berdiri. Mereka mengorbankan diri untuk melindungi kawan mereka yang belum terinfeksi...

"Ngapain elu ikut aku?" tanya Tatsuma.

"Ada lebih dari dua pilihan. Kita cari Zaku, kalahkan dia dan kembalikan segalanya menjadi normal. Dan jika kau terinfeksi, kapten. Wakil kapten harus membunuhmu." terang Mutsu.

"Ya ampun, lalu apa aku akan membunuhmu jika kau terinfeksi? Aku mungkin berakhir sebagai satu-satunya yang terbunuh di situasi ini." celetuk Tatsuma.

"Tak perlu khawatir. Aku telah terinfeksi sejak lama. Aku telah tertular kebodohanmu." timpal Mutsu.

Mereka berdua pun bergerak maju!

*Para pedagang masuk ke medan perang!!

Gintama
...Lesson 565
/Selesai.

0 comments:

Post a Comment